Mengendarai Moge seperti Naik Setan, Selain Butuh Skill juga Harus Mampu Kontrol Emosi
JAKARTA, iNews.id - Istilah mengendarai moge (motor gede) seperti 'naik setan' bukan mitos belaka. Setiap pengendara yang mengemudikan moge adrenalinnya menjadi tinggi. Jika tidak dapat mengontrol emosi, sikap arogansi kerap ditunjukkan pengendara di jalan.
Instruktur keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, istilah naik setan bukan mewakili kendaraan yang dibawanya, tapi lebih ke pengendaranya.
"Yang setan itu pengendaranya. Motor hanya mesin yang bergerak, tidak punya otak. Semua kecelakan yang terjadi itu ulah pengendaranya," katanya saat dihubungi iNews.id, Selasa (3/11/2020).
Sony menuturkan, jika belum mampu mengemudikan moge sebaiknya tahan diri membelinya. Berkendara itu bukan hanya bisa, tetapi harus ahli dan mampu, terlebih yang dikendarai kendaraan berkapasitas mesin besar.
"Kalau tidak bisa mengendalikan motornya, jangan naik dulu. Karena berkendara itu bukan hanya bisa, tapi juga paham dan terampil. Selain itu harus mampu mengontrol emosi sehingga tidak arogan," kata Sony.
Seperti diketahui, pemberitaan dihebohkan dengan sikap arogansi rombongan moge Harley Davidson Owner Grup (HOG) yang mengeroyok dua anggota Satuan Intel Kodim 03/04 Agam Sumatera Barat, Jumat (30/10/2020).
Atas kejadian ini, polisi menetapkan lima pelaku pengeroyokan sebagai tersangka. Mereka semua merupakan anggota klub motor gede (moge) Harley Owners Group (HOG) Siliwangi Bandung Chapter (SBC).
Editor: Dani M Dahwilani