Motor Listrik Tak Kunjung Dapat Subsidi, Produsen Menjerit
JAKARTA, iNews.id - Pemerintah belum juga memberikan kejelasan mengenai program subsidi motor listrik hingga tutup tahun. Kondisi ini membuat produsen lokal menjerit karena masyarakat memilih menunda pembelian.
Untuk membuat pabrik tetap ngebul, sejumlah produsen menerapkan strategi program penjualan. Polytron sebagai salah satu produsen lokal memutuskan untuk memberikan subsidi Rp7 juta secara mandiri kepada konsumen.
Head of Group Product EV 2W Polytron Ilman Fachrian Fadly mengatakan subsidi motor listrik bisa membantu ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Sebab itu, mereka berharap pemerintah segera memberikan kejelasan subsidi.
"Kalau ditanya perlu (subsidi dari pemerintah), ya perlu. Tapi kan kita hanya bergerak berdasarkan peraturan yang sekarang berlaku. Ya sudah, itu aja yang kita perhatikan," kata Ilman saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Ilman menyampaikan pihaknya akan memberi batas dalam pemberian subsidi Rp7 juta. Tetapi, belum mengetahui kapas batas waktu subsidi tersebut akan ditarik oleh Polytron.
"Jangka waktu (pemberian subsidi pembelian) kita masih belum tentukan, kita akan tinjau bulan ke bulan. Jangka waktu. Biar lebih jelas, kalau misalnya unit kan nggak kelihatan ya ini pembelian keberapa, kalau jangka waktu kan mulai pembelian, misalkan 1 Januari 2026, udah nggak ada, nah kan bisa ada tanggalnya, pembayarannya," ujarnya.
Masalah janji subsidi motor listrik juga dikeluhkan Astra Honda Motor (AHM) dan Maka Motors. Mereka berharap ada kejelasan kebijakan dari pemerntah agar pasar motor listrik tidak terganggu.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya sudah mengajukan program subsidi pembelian motor listrik tahun depan. Usulan tersebut sudah diajukan sejak awal 2025.
"Jadi kalau berkaitan motor listrik yang kami anggap penting, siapkan insentif atau stimulus. Karena sedikit banyak dia punya backward dan power linkage, itu kami penting. Oleh sebab itu kami usulkan. Untuk 2026 akan diajukan kembali. Tapi sekali lagi, bolanya tidak ada di kami," kata Agus.
Editor: Dani M Dahwilani