Rupiah Melemah, AISI Pede Penjualan Motor Tembus 6,1 Juta Unit
JAKARTA, iNews.id – Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) optimistis penjualan sepeda motor di dalam negeri mencapai target 6,1 juta unit pada 2023. Padahal, saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah.
Sebelumnya, AISI memasang target penjualan sepeda motor domestik sebanyak 5,8 juta unit. Tapi melihat tren pertumbuhan saat ini, seluruh anggota meyakini angka penjualan pada akhir tahun ini bisa mencapai 6,1 juta unit.
Saat ini, sudah lebih dari 4,7 juta unit motor yang terjual di Indonesia. AISI hanya membutuhkan 1,3 juta unit untuk mencapai target baru. Terlebih, masih ada dua bulan tersisa, dan kalkulasi penjualan di Oktober diharapkan menunjukkan hasil positif.
“Sekarang kan sisa tiga bulan. Anggaplah rata-rata ada 450 ribuan motor yang terjual setiap bulan. Berarti kan 1,4 juta. Kalau ditotal, sampai akhir tahun ada 6,1 juta unit. Lebih dari target,” ujar Ketua Bidang Komersial AISI, Sigit Kumala saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah, Sigit mengatakan hal tersebut tidak akan langsung berdampak pada penjualan sepeda motor. Ini baru akan dirasakan pelaku industri dalam beberapa bulan ke depan.
Apabila nilai tukar rupiah tak kunjung membaik, terang Sigit, seluruh anggota AISI akan kembali mendiskusikan mengenai ongkos produksi. Ini akan berdampak pada harga sepeda motor yang dijual masing-masing merek.
“Kalau di industri, pelemahan rupiah itu kalau yang kita lihat tidak langsung memberikan dampak. Jadi dampaknya (baru terasa) tiga bulan ke depan. Tapi tiga bulan ke depan itu pasti ada naik-turunnya. Kalau trennya naik terus, pasti kita perlu bicara lagi soal ongkos produksi,” kata Sigit.
Pada September 2023, penjualan motor di Indonesia sempat melandai. Namun, Sigit yakin hasil di akhir tahun akan sesuai target. Mengingat, kendaraan roda dua merupakan moda transportasi favorit masyarakat Indoensia.
“Kami masih tetap yakin dengan target itu. Kami melihat kebutuhan akan alat transportasi masih cukup besar. Yang perlu kami waspadai kenaikan suku bunga ini jangan berlanjut,” ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani