Test Ride: Sensasi Kymco K-Xct 200i Diajak Bermanuver ke Luar Kota

JAKARTA, iNews.id - Pasar roda dua di Indonesia saat ini sedang demam skuter matik bongsor alias maxi. Melihat peluang itu, Kymco menghadirkan jajaran produknya di pasar nasional, seperti K-XCT 200i, DownTown 250i, dan Xciting 400i.
Bagaimana sensasi berkendara dengan motor matik asal Taiwan ini? Jurnalis iNews.id mendapat kesempatan menjajal salah satu skuter maxi andalannya, Kymco K-Xct 200i yang dibanderol seharga Rp58 juta.
Tak tanggung-tanggung, kami mengetes performa, handling dan akselerasi skuter ini ke luar kota. Perjalanan yang ditempuh adalah Jakarta-Garut, Jawa Barat, sejauh 217,8 km.
Desain skuter gambot ini terlihat agresif dengan bagian depan tajam dan menampilkan sepasang headlight mirip mata elang yang diapit DRL (daytime running lights) LED. Model instrument panel K-XCT terlihat sederhana dengan dua lingkaran menyatu yang menampilkan speedometer, odometer, suhu mesin, waktu, trip meter secara digital.
Saat pertama kali menaiki motor ini, kesan nyaman langsung terasa karena jok didesain melebar. Begitupun posisi berkendara yang proporsional membuat posisi badan lebih nyaman, sehingga tidak cepat pegal saat dibawa perjalanan jauh.
Kymco K-Xct 200i memiliki dimensi panjang 2.121 mm x lebar 785 mm x tinggi 1.200 mm. Meski ukurannya besar, tidak membuat kami grogi saat memasuki jalur padat di jalan raya. Bahkan, dengan posisi duduk tinggi membuat kami percaya diri.
Kymco K-Xct dibekali mesin berkapasitas 199 cc 4-Stroke, 4-Valve, SOHC FI berpendingin, yang sanggup menghasilkan tenaga 10 hp dengan torsi 18 Nm. Engine-nya terasa sangat smooth, namun responsif membuat skutik ini punya tarikan cepat di awal dan tengah khas motor-motor berkapasitas 200 cc ke atas.
Saat kami menarik gas, respons mesinnya sangat terasa mulai dari 10 sampai 50 km/jam. Begitupun di tarikan tengah dari 60 sampai 100 km/jam, mudah sekali dicapai, terlebih saat kondisi jalan yang lurus dan sepi, bisa saja kami lebih 'membetot' gasnya.
Kebetulan, perjalanan kami melewati daerah Cirata yang kondisi jalannya mirip dengan jalur puncak berkelok-kelok tajam dan menanjak. Meski tubuhnya gambot, skuter ini terasa ringan saat diajak cornering (merebah). Ditopang ban yang sedikit lebar, saat merebah tidak terjadi slip atau 'ngesot'.
Banyak yang mengira, skuter dengan tubuh bongsor, tidak kuat saat menanjak, namun tidak dengan Kymco K-Xct. Skuter gambot ini tidak menjadi beban bahkan tidak menghalangi tarikan gas saat menghadapi jalur menanjak.
Suspensinya juga bekerja sangat baik saat melewati jalanan tidak rata. Kendati demikian, satu atau dua kali masih terasa kasar, terlebih kalau menghantam lubang yang agak dalam.
Masuk ke Kota Bandung yang kondisi jalan rayanya mirip dengan Jakarta padat, ukuran skuter ini tetap membuat kami mudah meliuk-liuk melewati kemacetan, meski ruang untuk menyalip kecil.
Bandung menjadi kota peristirahatan kami yang pertama sebelum melanjutkan perjalanan ke Garut, keesokan harinya. Perjalanan dari Bandung ke Garut, jalurnya hampir mirip dengan perjalanan dari Jakarta menuju Bandung seperti jalanan rusak, berkelok, menanjak hingga macet.
Nah, bagi Anda yang ingin perjalanan jauh (touring) menggunakan sepeda motor, harap mempersiapkan peralatan safety gear, seperti helm full face, sarung tangan, jaket tebal, sepatu yang bisa melindungi mata kaki dan bila perlu kacamata hitam untuk melindungi mata dari paparan sinar matahari.
Editor: Dani M Dahwilani