4 Anak Petani Miskin Jadi Pemilik PO Bus Besar, Usahanya Berkembang Punya Restoran, SPBU hingga Hotel
JAKARTA, iNews.id - Banyak kisah menarik di balik kesuksesan perusahaan otobus (PO) di Indonesia. Latar belakang pemilik PO bus selalu mengundang perhatian masyarakat.
Banyak di antara mereka yang membangun usaha dari nol berasal dari keluarga petani miskin. Kegigihan dan perjuangannya membangun usaha menjadi inspirasi banyak orang.
Siapa sajakah pemilik PO bus berawall dari anak petani miskin dengan kisahnya yang sangat menginspirasi? Dirangkum iNews.id dari berbagai sumber, berikut deretannya.
1. Soedarmo Atmo Prawiro, PO Sindoro Satria Mas

Pria kelahiran 1948 itu merupakan anak seorang petani asal Banyumas, Jawa Tengah, yang memberanikan diri mengadu nasib ke Semarang. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Soedarmo berhasil membangun sejumlah usaha.
Didirikan pada 1995, Sindoro Satriamas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyewaan dump truck dan trailer. Seiring berjalannya waktu, Soedarmo membuka penyewaan bus pariwisata yang melayani perjalanan ke seluruh Indonesia.
Pada 2005, jalur AKAP pertama PO Sindoro Satriamas dibuka dengan trayek Wonogiri menuju Jakarta dan Tangerang. Jasa transportasi ini hanya memiliki satu kelas, yakni VIP yang membuatnya dianggap sebagai bus orang kaya.
2. Haji Haryanto, PO Haryanto

PO Haryanto merupakan salah satu perusahaan bus dengan jumlah armada yang cukup banyak, baik AKAP maupun pariwisata. Di balik kebesarannya, ada sosok yang sangat inspiratif, yaitu Haji Haryanto seorang anak petani.
Haji Haryanto mengaku terbiasa hidup dengan kondisi prihatin, mengingat ayahnya merupakan seorang petani dan pedagang kecil. Ini membuatnya membantu orang tuanya berjualan untuk kebutuhan sehari-hari.
Tak ingin menjadi beban orang tuanya, Haji Haryanto mendaftar sebagai tentara dengan berbekal ijazah SMP pada 1979. Berhasil lolos, dirinya ditugaskan di wilayah Tangerang, Banten.
Sadar penghasilannya tak mencukupi, Haryanto melakoni pekerjaan apa pun untuk menambah penghasilannya. Akhirnya, ia berhasil mengumpulkan uang untuk membeli sebuah angkot yang menjadi awal dari kesuksesannya menjadi pengusaha transportasi darat.
Pada 2022, Haji Haryanto mencoba membangun perusahaan bus dengan beberapa armada hasil dari menjual angkotnya, tapi usaha awalnya gagal. Hingga akhirnya membangun PO Haryanto pada 2004, dan berhasil bertahan sampai saat ini dengan memiliki lebih dari 150 unit bus.
3. Yustinus Soeroso, PO Rosalia Indah

PO Rosalia Inda didirikan pada 1983 oleh pasangan suami-istri, Yustinus Soeroso dan Yustina Rahyuni. Kini, perusahaan ini berkembang pesat dengan memiliki restoran, hotel, pom bensin, dan agen serta kantor perwakilan yang tersebar di Jawa sampai Sumatera.
Namun, siapa sangka pemilik PO Rosalia Indah berasal dari anak seorang petani yang kehidupannya tak berkecukupan. Meski seorang petani, ayah Soeroso tak memiliki sawah sendiri, sehingga penghasilannya tak menentu.
Tak ingin merepotkan orang tuanya, Soeroso memilih untuk merantau dan mengerjakan apa pun demi menyambung hidupnya. Awalnya, ia menjadi kondektur selama beberapa tahun dan akhirnya menjadi agen bus PO Timbul Jaya.
Soeroso melihat peluang saat penumpang Timbul Jaya hanya diantar sampai pool terakhir dan harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kendaraan lain. Ia pun memberanikan diri membeli Colt Diesel AD 9866 A untuk mengantar penumpang yang akan menuju ke daerah di Jawa Timur.
Pada 1991, Soeroso memutuskan membeli 5 armada Bumel Non AC dengan menggunakan sasis Hino AK dan mendapatkan izin trayek. Sejak saat itu, Rosalia Indah terus berkembang hingga menjadi besar seperti saat ini.
4. Carap, PO Sumber Bawang
Carap merupakan pemilik dari PO Sumber Bawang yang lahir di Brebes, Jawa Tengah. Brebes dikenal sebagai wilayah penghasil bawang terbesar, dan dia juga turun sebagai petani bawang merah.
Semangatnya untuk terus berusaha demi memperbaiki kehidupannya patut diacungi jemol. Hingga akhirnya Carap sukses sebagai seorang petani bawang merah dan mencoba membuka perusahaan otobus.
PO Sumber Bawang akhirnya berdiri dan menjadi kebanggaan warga Brebes karena didirikan oleh putra daerah.
Saat itu, PO Sumber Bawang melayani trayek Margasari – Slawi – Tegal – Brebes, Jakarta – Pekalongan, dan Purwokerto – Jakarta. Setelah pak Carap wafat, tidak ada yang melanjutkan operasional PO Sumber Bawang sehingga namanya menghilang.
Perusahaan ini menjadi cikal bakal berdirinya beberapa perusahaan otobus. Salah satunya PO Dedy Jaya. Seperti diketahui, Muhadi Setiabudi sempat menjadi kondektur di PO Sumber Bawang. Bahkan, beberapa bus PO Dedy Jaya menggunakan armada dari Sumber Bawang yang masih jalan hingga sekarang.
Editor: Ismet Humaedi