Alasan Bus Model Sekarang Mesinnya Berada di Belakang, Banyak Dipakai AKAP
JAKARTA, iNews.id – Kebanyakan bus yang beroperasi di Indonesia saat ini posisi mesinnya berada di belakang. Awalnya, mesin bus berada di depan, tepatnya hampir sejajar dengan roda depan seperti truk.
Meski saat ini banyak perusahaan otobus (PO) yang memilih menggunakan sasis bermesin belakang, tapi sasis dengan mesin depan juga masih dijual.
Namun, bus yang menggunakan mesin depan saat ini biasanya hanya untuk perjalanan jarak dekat.
Untuk trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), bus bermesin belakang menjadi pilihan karena memberikan kenyamanan. Ini juga diungkapkan oleh Mercedes-Benz yang merupakan salah satu penyedia sasis yang banyak beredar di Indonesia.
Dikutip dalam unggahan @mercedesbenzid.bus di Instagram, bus bermesin belakang memiliki keunggulan tersendiri. Salah satunya adalah memberikan kenyamanan kepada penumpang maupun operator bus dalam melakukan perawatan.
“Pada bus Rear Engine, mesin yang diletakkan di bagian belakang bus memberikan keuntungan tersendiri. Selain suara kabin mesin lebih senyap karena mesin diletakkan di belakang, daya yang terbuang juga lebih sedikit karena propeller bus lebih pendek, beban distribusi bus juga lebih mudah diatur, serta pengaturan AC dan konstruksi mesin menjadi lebih efektif,” tulis Mercedes-Benz Bus dalam unggahannya.
Bus bermesin belakang memang membuat kabis lebih senyap, berbeda dengan mesin depan yang biasanya akan terdengar suara mesin atau kursi yang bergetar. Hawa panas dari mesin juga bisa masuk ke kabin karena letaknya yang tepat berada di bawah lantai.

Mercedes-Benz bisa dikatakan sebagai pelopor penyedia sasis bermesin belakang dengan mengeluarkan OH 1113. Di mana, “OH” adalah kode dari Mercedes-Benz yang merupakan singkatan dari Omnibusse Heckeinbau yang artinya sasis dengan mesin belakang.
Sasis Mercedes-Benz OH 1113 juga dikenal dengan sebutan Mercy Doyok, yang generasi awalnya menggunakan mesin diesel OM 352A. Mesin ini memiliki tenaga cukup besar sehingga AC bisa langsung terpasang.
Sekarang, produsen penyedia sasis bus lainnya seperti Hino juga sudah menyediakan mesin belakang. Bahkan, tingkat kenyamanannya juga semakin mendekati sasis-sasis dari Eropa, seperti Scania, Volvo, dan juga Mercedes-Benz.
Namun, sasis bermesin belakang juga memiliki kekurangan, yaitu harganya yang sangat mahal dibandingkan mesin depan. Bahkan, selisih harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Misal, untuk sasis premium Mercedes-Benz OH 1626 dibanderol dengan harga Rp1,025 miliar. Sementara untuk sasis premium lainnya dari Mercedes-Benz, yakni OF 1623 bermesin depan dijual Rp700 jutaan.
Editor: Ismet Humaedi