BBM Naik Penjualan Kendaraan Listrik Bergairah, Prestige Siap Boyong Mobil Baru
JAKARTA, iNews.id – Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) membuat masyarakat mulai beralih ke mobil listrik untuk memperkecil pengeluaran. Terlebih saat ini mulai banyak mobil listrik ditawarkan di Indonesia.
Selain tak perlu antre BBM, biaya perawatan mobil elektrik lebih hemat karena tak banyak komponen yang perlu diganti, seperti oli, filter udara dan filter oli.
Apakah ada efek pada penjualan mobil listrik atas kenaikan BBM ini? Chief Executive Officer (CEO) Prestige Image Motorcars, Rudy Salim mengakui ada sedikit peningkatan penjualan.
“Memang ada peningkatan permintaan mobil listrik, tapi di Prestige tidak terlalu signifikan. Ini terjadi karena kami menjual mobil yang pembelinya sudah tidak memikirkan bagaimana membeli BBM,” kata Rudy, saat ditemui MNC Portal, Selasa (6/9/2022).
Melihat potensi pasar terhadap mobil listrik membuat Prestige Image ingin membawa masuk mobil-mobil premium bertenaga baterai lainnya. Di mana saat ini mereka telah memasarkan Tesla.
“Kami sedang berusaha memasukkan mobil listrik baru, tapi sedang dalam tahap proses perundingan. Untuk memasukkan mobil ada banyak sektor yang perlu kami akomodir berdasarkan permintaan dari pemegang merek,” ujar Rudy.
“Saat ini kami masih menjual Tesla, Renault Twizy, dan Renault Zoe. Tesla 3 menjadi yang paling banyak peminatnya, dan Tesla Y yang baru kami launching juga diburu banyak orang," katanya.
Merek mobil listrik apakah yang akan dibawa?
“Mobil listrik yang sedang kami usahakan sesegara mungkin masuk Indonesia berasal dari Jerman, ini merek baru, belum ada di sini. Tapi, masih belum tahu apakah proses negosiasi dengan pemegang mereka mobil tersebut cocok atau tidak dengan kami,” ujar Rudy.
Dia melihat Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dalam peralihan dari mobil konvensional ke mobil listrik dengan stasiun pengisian listrik umum yang semakin banyak.
“Ke depan mobil konvensional dengan BBM sudah tidak akan ada lagi di dunia, pasti diganti mobil listrik karena minyak akan habis. Di negara-negara Eropa juga wajib menggunakan mobil listrik pda 2025,” katanya.
Dia melihat untuk mobil hybrid ada potensi bertahan di pasaran, tapi saya rasa itu juga tidak akan boleh lagi digunakan akan sepenuhnya berbasis listrik.
Editor: Dani M Dahwilani