Deretan PO Bus Jawa Adu Nasib Buka Trayek Sumatera, Ada yang Pakai Double Decker

JAKARTA, iNews.id – Bus masih menjadi moda transportasi andalan masyarakat untuk bepergian, terutama menempuh jarak jauh. Jumlah PO bus di Pulau Jawa menjadi yang terbesar saat ini, sehingga mereka berani merambah jalur Sumatera demi memperluas pasar.

Banyaknya perusahaan otobus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) yang berdiri membuat persaingan semakin ketat. Untuk itu, mereka harus mencari cara, salah satunya dengan membuka banyak rute agar tak kehilangan pelanggan.

5 Berita Terpopuler: Deretan PO Bus Asal NTB hingga 1 Tewas Akibat Mercon Meledak di Magelang

Untuk itu, simak 24 PO bus asal Jawa yang mengadu nasib mereka hingga ke Pulau Sumatera, bahkan ada yang menggunakan double decker. Berikut deretannya seperti dilansir dari kanal YouTube Taufik RS.

1. PO Aneka Jaya

Rian Mahendra Kaget Akte Perusahaannya Bocor, PO Bus MTI Segera Meluncur?

PO Aneka Jaya menyediakan jasa transportasi AKAP dan bus pariwisata yang berasal dari Pacitan, Jawa Timur. Sebagai PO bus ternama di Jawa, Aneka Jaya berani melebarkan sayap hingga ke Sumatera. Selain trayek, Jakarta-Pacitan, PO Aneka Jaya ini membuka trayek Solok-Pacitan, Pacitan-Jambi, dan Pacitan-Pekanbaru

Deretan PO Bus asal NTB, Ada yang Jelajahi Rute hingga 1.300 Km Seberangi 3 Pulau

2. PO Rosalia Indah

Perusahaan otobus yang disebut “Sultan Palur” ini juga melebarkan sayap mereka hingga ke Pulau Sumatera. Bahkan, mereka memberikan pelayanan dengan bus double decker. Trayek di Pulau Sumatera milik Rosalia Indah adalah dari Jabotabek menuju Merak, Lampung, sebagian wilayah di Sumatera Selatan, hingga Palembang.

3. PO Laju Prima

PO Laju Prima bernaung di bawah Hiba Group yang memiliki layanan jasa transportasi AKAP dan bus pariwisata di Pulau Jawa. Tak hanya itu, mereka juga membuka trayek AKAP di sebagian daerah Sumatera Selatan hingga Jambi.

4. PO Kramat Djati

Perusahaan otobus asa Bandung, Jawa Barat itu, selain melayani trayek dari Jabodetabek menuju Bandung, dan kota-kota di Jawa Tengah serta Jawa Timur, mereka juga merambah hingga ke Sumatera Selatan.

5. PO Lorena

PO Lorena moda transportasi yang sudah didirikan sejak tahun 1970 dengan trayek awal Bogor menuju Jakarta. Perkembangan bisnis Lorena cukup pesar dengan melayani bus pariwisata, peniriman barang, dan salah satu operator Bus Trans Jakarta. Untuk AKAP, Lorena melayani trayek mulai Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa timur, Madura, Bali, hingga ke Pulau Sumatera.

6. PO Pahala Kencana

Pahala Kencana merupakan salah satu perusahaan otobus legendaris yang didirikan pada 1976. Di masa kejayaannya, hampir seluruh wilayah di Pulau Jawa terdapat agen PO Pahala Kencana. Sekarang, jalur yang dipertahankannya adalah beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Madura, Bali, hingga ke Palembang dan beberapa wilayah di Sumatera Selatan.

7. PO Handoyo

PO Handoyo merupakan perusahaan otobus yang berkantor pusat di Magelang, Jawa Tengah. Selain melayani perjalanan di Pulau Jawa, bus PO Handoyo ini juga memiliki trayek ke Sumatera, mulai dari Ponorogo menuju Lampung, Jambi, dan Pekanbaru.

8. PO Arimbi

PO Bus yang berkantor pusat di Cikokol, Kebun Nanas, Tangerang ini memiliki bus AKAP, pariwisata, antar jemput karyawan, dan banyak lagi. Bus ini melayani trayek Bandung, Jakarta, Banten, dan ke pulau Sumatera dari Karawang hingga ke Lampung.

9. PO Hiba Putra

Hiba Putra merupakan kepanjangan dari Hidup Baru Putra yang mana bus satu ini mempunyai warna seperti lolipop. PO Hiba Putra melayani trayek Jabodetabek menuju beberapa kota di Pulau Jawa hingga merambah ke Pulau Sumatera.

10. PO Ramayana

PO Ramayana yang berkantor pusat di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah ini berdiri sejak tahun 1980. Perusahaan otobus ini setia melayani perjalanan AKAP, AKDP, pariwsiata, hingga membuka trayek ke Sumatera dari Yogyakarta menuju Palembang dan Jambi.

11. PO Madu Kismo

PO Madu Kismo merupakan salah satu bus Muria Raya yang berkantor pusat di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Selain melayani perjalanan ke beberapa kota di Jawa Tengah, PO juga membuka trayek antar pulau seperti ke Sumatera dan Bali. Adapun rute ke Pulau Sumatera yaitu untuk trayek Pati menuju Bangko dan Jambi.

12. PO Sumba Putra

PO Sumba Putra berkantor pusat di Tirtomoyo, Wonogiri Jawa Tengah, melayani trayek Jakarta, Tangerang, Cibinong dan Bekasi dengan tujuan Semarang, Solo, Pacitan Wonogiri, hingga ke Pulau Sumatera.

13. PO Effisiensi

Perusahaan otobus (PO) yang mengawali usahanya dari sebuah bengkel ini juga memiliki trayek ke Pulau Sumatera. Rute perjalanan yang dilayaninya adalah dari Jakarta menuju Lampung hingga ke Palembang.

14. PO Prayogo

PO Prayogo ini awalnya perusahaan otobus asal Jogja hanya melayani masyarakat Yogjakarta dengan armada kecil dengan tujuan Deksom – Yogyakarta, dan Yogyakarta menuju ke Seramdakan.

Namun, saat ini PO Prayogo melebarkan sayap bisnisnya dengan menggunakan armada bus besar yang melayani tujuan dari Pulau Jawa ke Sumatera. Saat ini bus Prayogo melayani trayek dari Yogjakarta menuju Cilacap, Purwokerto, Bogor sampai ke Pekanbaru.

15. PO Merdeka

PO Merdeka merupakan perusahaan otobus asal Ciamis, Jawa Barat, yang berdiri sejak tahun 1970. Bus yang memiliki warna khas biru pada bodinya juga melebarkan sayapnya dengan melayani trayek dari Pulau Jawa menuju Sumatera.

16. PO Sinar Jaya

Memiliki ribuan bus, bukan masalah besar bagi PO Sinar Jaya untuk melebarkan sayapnya dengan membuka trayek ke Sumatera. Selain AKAP, perusahaan otobus ini juga melayani pariwisata dan sebagai moda pemandu bandara Soekarno Hatta, serta travel.

17. PO Zentrum

PO Zentrum dikenal banyak orang sebagai penyedia bus pariwisata, tapi mereka juga memiliki armada bus reguler yang melayani trayek AKAP. Selain perjalanan ke berbagai kota di Pulau Jawa, PO Zentrum juga membuka rute ke beberapa kota di Sumatera.

18. PO BSI

Perusahaan otobus ini berdisi diawali oleh Harum Group yang didirikan oleh H Otong Hasan pada 1953. Cikal bakal PO Harum Group adalah mengoperasikan empat unit oplet dengan bentuk perusahaan perseorangan, dan pada 1965 berubah menjadi perusahaan jasa angkutan.

Armada pertama PO Harum Group adalah menggunakan tujuh unit bus besar dengan mesin Chevrolet. PO BSI baru berdiri pada 1971, di Bandung, Jawa Barat, dengan pemegang saham Bapak Dedy Hasan.

PO BSI malayani rute dari Pulau Jawa hingga ke Sumatera yakni Tasikmalaya hingga ke Palembang dan Pekanbaru.

19. PO Rhema Abadi

PO Rhema Abadi ini juga memiliki jasa penyewaan bus pariwisata dan juga bus reguler AKAP. Perusahaan otobus ini tidak hanya berani melayani perjalanan di Pulau Jawa saja, tapi berani mengadu nasib hingga ke Sumatera.

20. PO Selamet

PO Selamet berkantor pusat di Pati, Jawa Tengah, yang melayani jasa transportasi darat menggunakan bus dengan rute perjalanan dari beberapa kota di Pulau Jawa menuju ke beberapa wilayah di Sumatera, khususnya Lampung dan Palembang.

21. PO Harapan Jaya

PO Bus yang berkantor pusat di Tulung Agung ini merupakan Otobus yang sudah berdiri sejak 1977. Rute awal PO Harapan Jaya dari Tulung Agung menuju Surabaya. Tapi saat ini sudah melayani tujuan Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan sampai ke Pulau Sumatera, seperti Lampung, Palembang, dan sekitarnya.

22. PO Putra Remaja

PO Putra Remaja yang berkantor pusat di Yogyakarta, didirikan pada tahun 1980. Di awal berdirinya, mereka melayani rute Yogyakarta menuju Jakarta. Saat ini, PO Putra Remaja telah memperluas jaringan mereka dengan melayani perjalanan ke beberapa kota di Sumatera, seperti menuju Lampung, Palembang, dan Jambi

23. PO Giri Indah

Perusahaan otobus asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang mulai beroperasi pada tahun 1970 itu, mengawali perjalanannya dengan melayani trayek dari Wonogiri, Solo, dan Semarang menuju Jakarta. PO Giri Indah tidak melayani rute di Pulau Jawa, tapi memberanikan diri sampai ke Pulau Sumatera.

24. PO Pandawa 87

PO Pandawa 87 bukan hanya menguasai bus pariwisata dan bus reguler trayek AKAP di Pulau Jawa, tapi mereka berani bersaing di kerasnya jalur Pulau Sumatera. Setidaknya, ada empat unit bus yang dioperasikan dari Kediri menuju Jambi, dan empat unit bus dari Yogyakarta, Semarang, menuju Bengkulu.

Editor: Ismet Humaedi