Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penjualan Mobil LCGC Naik pada Oktober 2025, Ini yang Mendominasi
Advertisement . Scroll to see content

Insentif PPnBM Diperpanjang, Pembiayaan Kendaraan pada 2022 Diharapkan Kembali Tumbuh

Jumat, 11 Februari 2022 - 19:01:00 WIB
Insentif PPnBM Diperpanjang, Pembiayaan Kendaraan pada 2022 Diharapkan Kembali Tumbuh
Keputusan pemerintah memperpanjang insentif PPnBM DTP disambut positif pelaku industri pembiayaan otomotif di Indonesia. (Foto: Tangkapan Layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Keputusan pemerintah memperpanjang insentif Pajak atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) disambut positif pelaku industri otomotif di Indonesia. Termasuk sektor pembiayaan kendaraan (leasing). 

Kebijakan relaksasi pajak pada 2022 berbeda. Di mana insentif diberikan pada dua segmen mobil. Pertama, kategori mobil murah ramah lingkungan (low-cost green car/LCGC) yang harganya berada di bawah Rp200 juta. Kedua mobil dengan harga jual antara Rp200 juta sampai Rp250 juta yang berlaku hingga September 2022. 

"Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong penjualan kendaraan terutama di kategori LCGC. Kami pun berharap sektor otomotif kembali tumbuh seperti pencapaian pada 2021," ujar Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli, dalam press conference virtual, Jumat (11/2/2022).

Berdasarkan data Gaikindo penjualan wholesale mobil baru pada 2021 mencapai 887.000 unit atau naik 67 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara AISI mencatat penjualan sepeda motor domestik menembus angka 5,1 juta unit atau naik 38 persen.

Kenaikan ini juga dirasakan Adira yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan mobil baru 62,8 persen (Rp6,7 triliun) dan pembiayaan mobil bekas 37,5 persen (Rp3,8 triliun). Kemudian pembiayaan motor baru 34,8 persen (Rp9,4 triliun) dan pembiayaan motor bekas 12,7 persen (Rp1,7 triliun).

Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila memaparkan, pada 2021 secara keuangan perusahaan telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 dengan jumlah kumulatif Rp19 trilliun. Sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp34 miliar.

Per posisi Desember 2021, rasio gross NPL konsolidasi perusahaan sebesar 2,3 persen, angka ini turun bila dibandingkan September 2021 sebesar 3,2 persen. Sementara pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp5,6 triliun, turun 7 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara margin bunga bersih, meningkat menjadi 13,5 persen dari 12,0 persen di FY20. 

Secara keseluruhan, laba bersih (NPAT) perusahaan setelah pajak pada 2021 naik 18,2 persen menjadi Rp1,2 triliun. Hasilnya, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing meningkat menjadi 4,7 persen dan 14,7 persen dari sebelumnya sebesar 3,1 persen dan 13,3 persen di 2020.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut