Perbandingan Bus Indonesia dan Thailand Bak Bumi Langit, Ini Perbedaannya
JAKARTA, iNews.id- Indonesia dan Thailand merupakan negara di Asia Tenggara dengan sistem transportasi bus yang sangat berbanding terbalik. Ada banyak hal mencolok yang begitu jelas terasa ketika membandingkan bus-bus di Indonesia dengan bus-bus yang ada di negara gajah putih.
SCB Economic Intelligence Center dalam laporan berjudul Thai Bus Industry : Speeding into Services disebutkan bahwa market bus di Thailand sangat kecil. Kebutuhan bus justru bukan digerakkan oleh faktor transportasi melainkan indusrtri wisata.
Jadi, jangan heran jika di Thailand bus-bus wisata jauh lebih besar jumlahnya ketimbang bus sebagai transportasi umum dan transportasi antar-kota.
Bahkan operator bus-bus wisata itu sifatnya independen. Bisa saja bus-bus wisata itu dimiliki oleh sekelompok orang yang memang berani membeli bus dan kemudian disewakan untuk kebutuhan wisata.
"Bus-bus transportasi umum mulai banyak ditinggalkan karena masyarakat Thailand mulai memilih menggunakan transportasi lainnya yakni BTS Sky Train dan MRT," tulis laporan SCB Economic Intelligence Center.
Bahkan untuk bepergian antar kota, masyarakat Thailand lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Mereka kebanyakan menambah perlengkapan mobil kabin ganda milik mereka agar bisa digunakan oleh penumpang dalam jumlah besar.
Jadi, jika Anda bepergian ke Thailand Anda akan menemukan bus-bus trasportasi umum dalam keadaan yang memprihatinkan. Terlalu tua untuk terus dibawa berjalan.
Hal itu berbeda dengan di Indonesia dimana bus-bus transportasi umum dan antar-kota masih sangat digemari oleh masyarakat. Sebaliknya bus-bus wisata di Indonesia masih tidak terlalu besar seperti di Thailand.
Bedanya ceruk pasar bus wisata justru masih dikuasai oleh Perusahaan Otobus (PO). Pasalnya PO memiliki kekuatan modal yang lebih besar untuk menyediakan armada yang lebih lengkap untuk kebutuhan bisnis.
Perbedaan lain yang terasa adalah bus-bus yang digunakan di kedua negara tersebut. Di Indonesia bus-bus yang ada datang dari berbagai merek baik itu merek Eropa, Jepang, hingga China.
Di Thailand justru lebih banyak dikuasai oleh bus-bus China. Pasalnya bus-bus China jauh lebih murah harganya dibandingkan bus-bus buatan Eropa dan Jepang.
"Bus-bus yang diimpor dari China mendominasi Thailand sebesar 50 persen. Sangat besar dibandingkan bus-bus Eropa (15 persen) dan Jepang (18 persen)," lapor SCB Economic Intelligence Center.
Thailand lebih memilih bus China karena memang adanya kebijakan fiskal yang snagat mendukung. Bus-bus China memenuhi persyaratan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China yang membebaskan pembeli dari pajak impor 40 persen.
Saat ini harga bus China sekitar 3 juta hingga 8 juta Baht atau sekitar Rp1,2 miliar hingga Rp3,4 miliar tergantung ukuran, gaya, aksesori, dan fitur lainnya. Di Indonesia bus terbaru yang ada bisa dijual dari harga Rp2 miliar hingga Rp4 miliar.
Pengusaha bus bahkan bisa memilih bus-bus yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi tidak heran jika bus-bus dari Eropa dan Jepang banyak ditemukan di jalan. Beda dengan bus-bus China yang masih belum mendapatkan tempat di Tanah Air.
Kurang begitu bergairahnya bisnis bus di Thailand otomatis berimbas pada sektor usaha lainnya. Di Thailand sangat jarang ditemukan perusahaan karoseri yang fokus menyulap bus-bus agar tampil lebih menarik.
Terlebih lagi setiap perusahaan bus malah memiliki unit usaha sendiri yang mengurusi karoseri. Hal itu berbeda dengan Indonesia, dimana perusahaan karoseri benar-benar tumbuh subur.
Bahkan setiap perusahaan karoseri memiliki bahasa desainnya masing-masing hingga jadi ciri khas yang mudah dikenali penggemarnya.
Editor: Ismet Humaedi