Perbandingan PO Bus Indonesia dan India, Semrawut seperti Kembali ke Era 1990-an
JAKARTA, iNews.id – Bus menjadi alat transportasi darat yang paling banyak digunakan masyarakat di seluruh dunia. Apalagi bagi negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak seperti Indonesia dan India.
Seperti diketahui, India merupakan negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia dengan total populasi lebih dari 1,4 miliar. Sebab itu, bus sangat diandalkan demi memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat India setiap hari.
Namun, ada beberapa perbedaan bus-bus di Indonesia dengan India. Perusahaan otobus (PO) di Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan di masa lalu karena dikeluarkannya sejumlah regulasi yang memastikan keamanan dan keselamatan penumpang.
Namun, di India ada sejumlah permasalahan yang kompleks dan sulit diatasi untuk fasilitas atau layanan transportasi bus, sehingga terlihat lebih semrawut. Jika melihat sekilas PO bus di India seperti Indonesia era 1990-an.
Berikut perbandingan PO bus di Indonesia dan India dirangkum iNews.id dari berbagai sumber, Selasa (25/10/2022).
1. Bus Dalam Kota
Baik Indonesia maupun India sama-sama memiliki PO bus dalam kota untuk moda transportasi masyarakat perkotaan. Misal di Indonesia memiliki TransJakarta, yang saat ini melayani trayek Jabodetabek.
TransJakarta sangat mengutamakan kenyamanan dan keamanan penumpang dengan menghadirkan bus-bus premium, seperti Mercedes-Benz, Scania, dan Volvo. Bodi TransJakarta juga hasil karya anak bangsa yang dipercayakan ada perusahaan karoseri dalam negeri.
Bus TransJakarta juga terus mngalami peningkatan dengan hadirnya bus tingkat atau double decker yang ditujukan untuk wisata. Bahkan ada bus listrik sebagai angkutan feeder. Bentuknya yang modern dan kenyamanan yang ditawarkan jelas memanjakan setiap penumpang.
Sedangkan di India, bus-bus perkotaan di sana terbilang lebih sederhana dibandingkan di Indonesia. PO bus perkotaan terbesar di India adalah Delhi Transport Corporation (DTC).
DTC merupakan salah satu penyelenggara bus dalam kota di India, khususnya di kota New Delhi yang berdiri sejak 1948. Rata-rata perusahaan tersebut mengandalkan sasis dan bodi lokal, yakni Tata.
Uniknya di India, penumpang wanita digratiskan yang bepergian menggunakan transportasi bus dalam kota. Sementara di Indonesia, TransJakarta menyiapkan bus khusus untuk wanita agar merasa lebih nyaman dan mencegah terjadinya pelecehan seksual.
2. Kapasitas Penumpang
PO di Indonesia biasanya hanya menjual tiket sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia pada bus. Bus Indonesia juga mengadopsi sistem kursi 2-2 atau 3-2 untuk ekonomi dengan menyesuaikan ruangan yang ada di dalam bus.
Untuk saat ini, ada juga PO bus menyediakan kursi 2-1 untuk kelas bisnis, dan di kelas premium ada sleeper bus. Mengingat ketatnya regulasi, saat ini tidak ada lagi PO bus yang berani menjual tiket melebihi kapasitas kursi.
Berbeda dengan India, negara terbesar ketujuh di dunia dengan luas 3.287.263 km persegi tersebut menjadi negara terpadat kedua di dunia. Desak-desakan dan berebut naik bus menjadi pemandangan biasa di sana.
Jangan heran bila melihat bus di India yang mengangkut penumpang melebihi kapasitasnya. Bahkan, ada yang sampai rela duduk di atap bus demi sampai tujuan lebih cepat.



3. Sasis Bus
India mungkin bisa dikatakan lebih unggul dalam urusan sasis bus karena memiliki kerangka buatan lokal, yakni Tata. Berbeda dengan Indonesia yang sejauh ini masih menggunakan sasis dari luar negeri seperti Mercedes-Benz, Scania, Volvo, dan Hino.
Sasis bus buatan Tata bisa dikatakan memiliki spesifikasi standar, tapi tetap aman dan nyaman. Seperti diketahui, India juga menerapkan regulasi yang cukup ketat dalam mengeluarkan izin operasi bus, mengingat beban berat kerja bus.
4. Sopir Bus
Sopir bus baik di Indonesia maupun India tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama mengutamakan kecepatan dan ketepatan waktu. Ini untuk mengejar target waktu atau penumpang dari perusahaan.
Kecuali untuk bus eksekutif kenyamanan menjadi utama. Kecepatan juga dibatasi tidak boleh lebih dari 100 km per jam. Namun, India yang terkenal dengan kemacetannya membuat sopir bus lebih agresif, terutama di jam-jam sibuk.
5. Jarak Tempuh
PO bus merupakan salah transportasi massal yang harus memiliki izin trayek atau rute perjalanan yang ditempuh. Indonesia dan India sama-sama memiliki aturan tersebut, namun perbedaannya di jarak tempuh.
Di India, PO bus hanya melayani trayek paling jauh 1.000 km dan rata-rata hanya melayani di bawah 1.000 km. Untuk trayek terjauh yaitu rute New Delhi – Manali – Humachal Favifahan yang menempuh jarak sekitar 1.000 km.
Sementara di Indonesia, PO bus bisa melayani trayek dengan jarak hampir 3.000 km. Sebut saja PO Rasa Sayang yang melayani rute Bima – Jakarta (PP). PO Putera Pelangi juga melayani trayek yang cukup jauh, yakni rute Banda Aceh – Jakarta (PP).
Editor: Dani M Dahwilani