Viral Pramugara Banjir Pantun setelah Pesawat Mendarat, Netizen: Dikira Opie Kumis

JAKARTA, iNews.id- Pramugara dan pramugari maskapai penerbangan Citilink dikenal lihai bermain pantun. Namun pramugara Citilink yang satu ini punya level yang sangat tinggi.

Pasalnya kelihaian berpantun pramugara Citilink yang diunggah oleh akun Instagram @uwutimeline itu sangat luar biasa. pantun yang dia bawakan tidak hanya satu pantun saja.

Baca Juga

Deretan PO Bus Baru Terjunkan Armada Mewah, Bikin Pemain Lama Ketar-ketir

Selama pesawat Citilink dalam keadaan taxi, pramugara tersebut tidak berhenti berpantun. Seakan-akan pantun yang dia miliki tidak habis-habis.

Tidak heran jika banyak orang menduga pramugara tersebut bisa jadi adalah pelawak Opie Kumis. Diketahui aktor sekaligus pelawak Opie Kumis dikenal sebagai sosok selebritas yang tidak pernah kehabisan akal dalam berpantun.

Baca Juga

Deretan Pemilik PO Bus Tertangkap KPK saat Jadi Pejabat, Ada yang Satu Keluarga

Jadi wajar jika banyak orang menyamakan kemampuan pramugara Citilink itu setara dengan kelebihan yang dimiliki Opie Kumis.

"Dua tiga kepala pusing. Maskapai terbaik emang Citilink," tulis pemilik akun Instagram @vitrah.fathahillah.

Baca Juga

Sleeper Bus Mewah New Armada Akhirnya Dirilis, PO Bus Ini Jadi Pembeli Pertama

"Udah lama enggak digombalin Citilink," tulis pemilik akun Instagram @amartyaputri_.

Tidak hanya masyarakat umum, selebritas juga memuji kemampuan pramugara Citilink itu. Salah satunya adalah penyanyi dangdut Inul Daratista yang hanya mengunggah emoji tepuk tanggan lewat akun Instagram miliknya.

Diketahui Citilink memang sudah lama menerapkan kebijakan unik berpantun untuk menjalin kedekatan dengan konsumen mereka.  Pantun itu diperkenalkan Citilink Indonesia untuk memperkuat nuansa pelayanan khas Indonesia.

Apalagi Indonesia empunyai keramahtamahan, adat budaya dan ragam kuliner serta pantun yang indah. Pantun yang dimainkan juga berbeda-beda di setiap rute penerbangan. Hal itu sebagai upaya pembuktian bahwa Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya.

Editor: Ismet Humaedi