Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
7 Ilmuwan Indonesia Berpengaruh di Dunia, Nomor 6 Penemu Fondasi Cakar Ayam
Advertisement . Scroll to see content

7 Ilmuwan Indonesia Berpengaruh di Dunia, Nomor 6 Penemu Fondasi Cakar Ayam

Senin, 03 Oktober 2022 - 19:48:00 WIB
7 Ilmuwan Indonesia Berpengaruh di Dunia, Nomor 6 Penemu Fondasi Cakar Ayam
Baca Berita

JAKARTA, iNews.id - Indonesia mempunyai ilmuwan-ilmuwan terbaik dan diakui oleh dunia. Melalui kepintaran dan pemikirannya, para ilmuwan Indonesia dapat menemukan temuan penting untuk kehidupan manusia.

Berikut deretan ilmuwan Indonesia berpengaruh di dunia:

1. Prof dr Adi Utarini

Salah satu ilmuwan Indonesia yang berpengaruh di dunia adalah Prof dr Adi Utarini. Dia mendapat pengakuan dunia dengan masuk dalam daftar "100 Orang Berpengaruh di Dunia Versi Majalah Time" pada 2021. Nama Adi Utarini dikenal berkat upayanya dalam pemberantasan demam berdarah di Tanah Air.   

Bekerja sama dengan peneliti internasional, World Mosquito Program (WMP), Adi Utarini mampu membuktikan bakteri wolbachia dapat mengurangi kasus demam berdarah. Wolbachia merupakan bakteri yang tidak berbahaya untuk manusia, namun dapat menurunkan kemampuan nyamuk dalam menularkan demam berdarah melalui gigitannya. Terbukti, penelitiannya itu berhasil menurunkan penyakit demam berdarah di sekitaran Yogyakarta.

Melansir laman resmi Universitas Gadjah Mada, hpm.fk.ugm.ac.id, Adi Utarini yang akrab disapa Uut ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada 1989. Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di bidang kesehatan ibu dan anak, di University of College London pada 1994. 

Setelahnya, dia memperoleh gelar Master of Public Health di Universitas Umea Swedia pada 1998 serta meraih doktor di bidang filsafat di Universitas Umea Swedia pada 2002. Sembilan tahun kemudian, dia dianugerahi sebagai profesor di bidang kesehatan masyarakat. Prof dr Adi menempati peringkat 311 peneliti Indonesia terbaik versi Webometrics 2017.

2. Dr Eng Khoirul Anwar

Khoirul Anwar merupakan ilmuwan yang menemukan konsep dua Fast Fourier Transform (FFT). Konsep FFT menjadi standar International Telecommunication Union (ITU) yang dipatenkan pada 2005.

Pria kelahiran Kediri 1978 ini merupakan anak dari pasangan Sudjiarto dan Siti Patmi. Khoirul menyelesaikan S2 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada 2005.

Tiga tahun kemudian, dia merampungkan S3 di kampus yang sama. Atas penemuan dua FFT tersebut, Khoirul Anwar mendapat penghargaan dari IEEE Radio and Wireless Symposium pada 2006 di California. Teknologi itu menjadi basis dari single carrier frequency division multiple access yang digunakan untuk pada uplink 4G LTE.

3. Dr Ir Tjokorda Raka Sukawati

Tjokorda Raka Sukawati merupakan ilmuwan Indonesia yang menemukan konstruksi sosrobahu. Sosrobahu  memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lintas ketika proses pembangunannya.

Teknik sosrobahu sudah diterapkan dalam berbagai proyek jalan layang, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Diketahui, penemuan teknik sosrobahu terinspirasi dari dongkrak hidraulik mobil.

Tjokorda meraih gelar Insinyurnya di bidang teknik sipil di ITB pada 1962. Dia mengawali karier di PT Hutama Karya di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU).

Saat menggarap proyek jalan layang antara Cawang-Tanjung Priok, dia menemukan teknik sosrobahu. Setelah penemuannya itu, Tjokorda tetap berkarya dengan menciptakan teknik sosrobahu versi kedua yang lebih unggul kepraktisannya.

4. Randall Hartolaksono, BSc, MSc

Randall Hartolaksono merupakan ilmuwan Indonesia yang berhasil menciptakan bahan antiapi dan antipanas dari kulit singkong. Penemuannya ini bahkan banyak digunakan perusahaan otomotif di dunia.

Randall menyelesaikan pendidikan SMA di Jakarta. Gelar BSc dia peroleh dari London Borough of Hounslow, sementara gelar MSc dari Queen Mary University of London. Selain pendidikan formal, Randall juga pernah mengikuti beberapa pendidikan non formal. Mulai dari kursus kimia hingga Pendidikan Pemadam Kebakaran.

Penemuannya dari kulit singkong ini bisa dikatakan ditemukan secara tidak sengaja oleh Randall. Bagi kebanyakan orang, kulit singkong tidak mendapat perhatian.

Namun Randall justru meneliti kulit singkong secara lebih mendalam. Dari sini, Randall menemukan saripati singkong terbukti memutus reaksi kimia berantai dalam proses kebakaran.

Dia menjuluki teorinya free radical. Teorinya itu sempat ditolak, namun lima tahun kemudian diterima setelah uji coba laboratorium.

5. Prof Dr.rer.nat. Evvy Kartini

Prof Evvy merupakan ilmuwan Indonesia dengan keahlian dalam hamburan neutron dan ilmu material. Dia dikenal berkat penemuannya tentang kaca mata superionik di Hahn Meitner Institute, Berlin pada awal 1990. 

Dia dibimbing oleh ilmuwan terkenal Prof Dr Ferenc Mezei. Evvy menempuh pendidikan sarjana di ITB jurusan fisika pada 1988. Kemudian pada 1996, dia mendapat gelar Dr.rer.nat dari Technische Universitaet Berlin, Jerman.

Pada 1998-2000, Evvy menyelesaikan postdoctoral di McMaster University, Hamilton, Kanada. Sementara predikat profesornya diraih dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Selain hamburan neutron, Evvy juga mempunyai keahlian di bidang ilmu material, khususnya penelitian baterai lithium ion. Dia juga telah menerima Hibah Riset Internasional dari Kementerian Riset dan Teknologi dari 2005-2010 serta Hibah Riset Inovasi Sistem Nasional dari 2011-2015.

6. Prof Dr Ir RM Sedyatmo

Prof Sedyatmo merupakan penemu sistem fondasi konstruksi cakar ayam. Pada 1962, dia memperkenalkan konstruksi cakar ayam dan dikenal oleh banyak negara.

Bahkan penemuannya mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara. Fondasi cakar ayam temuan Sedyatmo ini memiliki keunggulan dapat diaplikasikan dalam kondisi alam yang sulit.

Sistem kerjanya yang sederhana, cepat, padat karya hingga murah, membuktikan penemuan tersebut inovatif. Selain itu, Sedyatmo juga mengedepankan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Pria kelahiran Karanganyar, 24 Oktober 1909 menyelesaikan pendidikan SMA di Yogyakarta. Dia lalu melanjutkan studinya di ITB dan lulus pada 1934.

Pada 1978, sistem fondasi cakar ayamnya digunakan dalam pembuatan Apron Pelabuhan Udara Angkatan Laut Juanda, Surabaya hingga landasan bandara Polonia, Medan. Atas kontribusi yang dilakukannya, Sedyatmo mendapat gelar doktor honoris causa di bidang sains dan teknik dari ITB pada 1974.

7. Tri Mumpuni

Tri Mumpuni merupakan ilmuwan Indonesia yang berpengaruh di dunia. Perempuan kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964 ini berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Dusun Palanggaran dan Cicemet, Sukabumi, Jawa Barat.

Tri mengembangkan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui PLTMH. Hal tersebut dapat tercapai berkat Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA). IBEKA merupakan fasilitator yaang menggunakan pendekatan pembangunan PLTMH untuk membangun modal sosial rakyat. Tri pun didapuk menjadi Direktur Eksekutif IBEKA. Dia telah mengubah sekitar 61 desa terpencil menjadi terang. Pada 2012, Tri mendapat Ashden Award yang diberikan Ashden, LSM asal Inggris yang berkiprah dalam energi ramah lingkungan.

Tri Mumpuni menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor jurusan Sosial Ekonomi. Kemudian dia melanjutkan studi di jurusan Energy and Sustainable Development International Session, Universidad de Costa Rica di tahun 1992. 

Selanjutnya, dia mengikuti Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University, Thailand pada 1993 serta Leadership for Environment and Development Course, pada 1993-1995. Tri Mumpuni masuk dalam daftar tokoh muslim berpengaruh The 500 Most Influential Muslims untuk kriteria Sains dan Teknologi pada 2020 versi Royal Islamic Strategic Studies Center.

Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut