Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Ahli Epidemiologi Tegaskan Flu Babi di Riau Bukan akibat Konsumsi Daging Babi
Advertisement . Scroll to see content

Ahli Epidemiologi Tegaskan Flu Babi di Riau Bukan akibat Konsumsi Daging Babi

Minggu, 30 November 2025 - 17:03:00 WIB
Ahli Epidemiologi Tegaskan Flu Babi di Riau Bukan akibat Konsumsi Daging Babi
Baca Berita

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan melaporkan adanya kasus H1N1pdm09 atau 'flu babi' di Riau. Penyakit infeksi itu bahkan menyebabkan lima anak meninggal dunia. 

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia dr Dicky Budiman menegaskan bahwa penularan virus H1N1pdm09 di Riau bukan akibat konsumsi daging babi atau kontak dengan hewan babi secara langsung. Lantas, apa penyebab virus itu beredar di masyarakat? 

Dokter Dicky memastikan, peredaran virus H1N1pdm09 di Riau disebabkan oleh penularan antarmanusia. Ya, virus tersebut kini sudah 'berevolusi' dan mampu menular dari manusia ke manusia. 

"Sudah bukan zoonosis langsung dari babi. Karena itu juga, para ahli kini menyebut H1N1pdm09 bukan lagi flu babi, melainkan flu musiman H1N1pdm09," terang dr Dicky saat dihubungi iNews.id, Minggu (30/11/2025). 

Penggunaan istilah flu babi, kata dr Dicky, sudah tidak relevan lagi dengan situasi sekarang. Karena itu, dia pun memastikan kasus H1N1pdm09 di Riau sepenuhnya akibat penularan virus antarmanusia. 

"Dipastikan penularan virusnya murni antarmanusia, bukan gegara mengonsumsi daging babi terkontaminasi," ungkapnya. 

Cara Virus H1N1pdm09 Menular Antarmanusia

Menurut dr Dicky, flu H1N1pdm09 sudah seperti infeksi influenza musiman pada umumnya. Jadi, virus menular lewat droplet atau aerosol. Pun akibat kontak erat dengan pasien terjangkit. 

"Anak-anak menjadi kelompok rentan, khususnya yang di bawah  usia 5 tahun, karena imunitas mereka belum terbentuk matang, belum bisa secara rutin mencuci tangan, dan cakupan vaksinasi rendah," kata dr Dicky. 

Khususnya di Riau, menurut laporan Kemenkes, hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa di area terjangkit memperlihatkan situasi minim fasilitas kesehatan dasar, tidak memiliki MCK, tidak ada tempat pembuangan sampah, hingga gizi kurang dan cakupan imunisasi yang rendah. 

"Karena semua itu, adanya kombinasi infeksi flu H1N1pdm09, pertusis, adenovirus, dan bocavirus," tambah dr Dicky. 

Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut