Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Diguyur Hujan Semalaman, Kualitas Udara New Delhi yang Beracun Mulai Membaik
Advertisement . Scroll to see content

Diguyur Hujan Semalaman, Kualitas Udara New Delhi yang Beracun Mulai Membaik

Jumat, 10 November 2023 - 11:33:00 WIB
Diguyur Hujan Semalaman, Kualitas Udara New Delhi yang Beracun Mulai Membaik
Baca Berita

NEW DELHI, iNews.id – Hujan yang mengguyur New Delhi dan sekitarnya, Kamis (9/11/2023) malam membawa sedikit kelegaan bagi ibu kota India itu pada Jumat (10/11/2023) pagi. Kota itu telah dilanda polusi udara parah selama lebih dari sepekan terakhir.

Pihak berwenang setempat pun sedang mempertimbangkan untuk menyemai awan, mendorong hujan buatan untuk memperbaiki udara beracun yang mencengkeram kota tersebut.

Reuters melansir, New Delhi tercatat sebagai kota paling tercemar di dunia udaranya hingga Kamis kemarin. Kota itu mengalami peningkatan indeks kualitas udara (AQI) menjadi 127 pada Jumat pagi. Perubahan itu disambut baik, karena selama sepekan terakhir levelnya mencapai 400-500 dan termasuk kategori “berbahaya”, menurut Swiss grup IQAir.

Departemen Cuaca India memperkirakan hujan akan terjadi di kota itu dan sekitarnya, hingga Jumat siang waktu setempat, walau hanya sebentar-sebentar. Hujan ringan juga diperkirakan terjadi di negara bagian tetangga seperti Punjab, Haryana, dan Rajasthan.

Pada Jumat pagi, New Delhi menduduki peringkat ke-10 kota paling berpolusi di dunia. Sementara Kolkata di timur India menduduki puncak grafik global dengan angka AQI mencapai 303.

Sementara itu, kondisi udara di Kota Mumbai, pusat keuangan India, telah membaik karena hujan lebat di wilayah pesisir terdekat.

Tahun ini, perhatian terhadap memburuknya kualitas udara membayangi Piala Dunia Kriket yang diselenggarakan di India.

Para ilmuwan dan pihak berwenang berencana menyebarkan awan di New Delhi sekitar 20 November ini untuk memicu hujan lebat, yang merupakan upaya pertama untuk membersihkan udara.

Lapisan kabut tebal menyelimuti kota ini setiap tahun menjelang musim dingin. Udara dingin yang tebal memerangkap debu, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tunggul tanaman di Punjab dan Haryana.

Sejak pekan lalu, pemerintah daerah di kota berpenduduk 20 juta orang di wilayah seluas sekitar 1.500 km persegi itu telah menutup semua sekolah, dan menghentikan berbagai kegiatan konstruksi. Mereka mengatakan bakal memberlakukan pembatasan penggunaan kendaraan untuk mengendalikan polusi.

Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut