Marsda TNI Fajar Adriyanto Dimakamkan di Samping Pusara Ayah di TPU Probolinggo

PROBOLINGGO, iNews.id – Suasana haru mengiringi pemakaman jenazah Marsekal Muda (Marsda) TNI Anumerta Fajar Adriyanto, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Monyetan, Jalan Bengawan Solo, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Senin (4/8/2025).
Prosesi pemakaman berlangsung secara militer dengan penuh khidmat, dihadiri keluarga, rekan TNI AU, serta pejabat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Probolinggo.
Marsma Fajar gugur dalam kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Minggu (3/8/2025). Almarhum, yang dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign Red Wolf, mendapat kenaikan pangkat anumerta menjadi Marsda TNI atas dedikasinya kepada bangsa.
Jenazah tiba di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, sekitar pukul 08.15 WIB, setelah diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, menggunakan pesawat Hercules pada pukul 06.30 WIB.
Perjalanan udara memakan waktu sekitar 1 jam 45 menit, diikuti perjalanan darat menuju Probolinggo. Setibanya di TPU Monyetan sekitar pukul 10.30 WIB, peti jenazah yang diselimuti Bendera Merah Putih langsung dibawa ke liang lahat untuk prosesi pemakaman kedinasan, yang dipimpin oleh Deputi Bidang Sarana dan Prasarana dan Sistem Komunikasi Pencarian Pertolongan BNPP, Marsda TNI Widyargo Ikoputra.
Prosesi pemakaman dihadiri sejumlah pejabat tinggi TNI AU dari Lanud Abdulrachman Saleh, serta perwakilan Muspida, termasuk Komandan Kodim (Dandim) 0820 Probolinggo, Letkol Arm Heri Budiasto, dan Kapolresta Probolinggo, AKBP Yulius Bambang Karyanto. Hadir pula keluarga besar almarhum, teman seangkatan dari Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992, dan anak-anak asuh dari Putra-Putri Dirgantara Indonesia.
Puluhan karangan bunga ucapan belasungkawa dari petinggi TNI, termasuk Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M. Tonny Harjono, terpasang di sekitar lokasi pemakaman dan rumah keluarga yang berjarak tak jauh dari TPU Monyetan.
Marsda Widyargo Ikoputra, yang merupakan rekan seangkatan almarhum di Lanud Iswahjudi, tampak meneteskan air mata saat memberikan sambutan.
“Saya kehilangan sahabat yang bersama-sama lulus sekolah penerbang. Fajar adalah sosok peduli, tidak hanya pada teman, tetapi juga pada pengembangan kedirgantaraan Indonesia,” ujarnya, mengenang dedikasi almarhum.
Almarhum dimakamkan di samping pusara ayahnya, Kusindriyoto, seorang purnawirawan TNI, di TPU Monyetan, menandakan ikatan kuat dengan kampung halamannya di Probolinggo.
Sosok Marsda Fajar Adriyanto
Marsda TNI Anumerta Fajar Adriyanto, dikenal sebagai penerbang tempur F-16 Fighting Falcon yang berdedikasi tinggi. Lulusan AAU 1992 ini memiliki karier cemerlang, pernah menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 3 (2007–2010), Komandan Lanud Manuhua, Biak (2017–2019), Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2019–2020), dan terakhir sebagai Kapoksahli Kodiklatau sejak Desember 2024.
Dia juga mencatatkan sejarah pada 3 Juli 2003, ketika bersama rekannya mengusir lima pesawat tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut AS yang melintas ilegal di wilayah udara Bawean, Jawa Timur.
Selain prestasi militernya, Fajar dikenal sebagai sosok humanis dan peduli. Menurut Koordinator Angkatan Alumni 1989 SMAN 1 Kota Malang, Rachmad Santoso, Fajar adalah pribadi rendah hati yang aktif menjaga silaturahmi melalui grup WhatsApp alumni dan kerap menyambut teman-temannya di Jakarta.
Fajar juga aktif membina penerbang muda melalui Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), tempat ia mengalami kecelakaan tragis saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan dengan pesawat latih Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 (PK-S126) di TPU Astana, Ciampea, Bogor.
Kronologi Kecelakaan
Pesawat latih FASI yang dikemudikan Fajar bersama kopilot Roni lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, pada pukul 09.08 WIB, Minggu (3/8/2025). Hanya 11 menit kemudian, pada pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan jatuh di TPU Astana, Ciampea, Bogor.