Polri Siapkan Strategi Hadapi Kejahatan Berbasis AI, Cegah Dampak Negatif Kecerdasan Buatan
JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Wahyu Widada mengatakan, Polri menyiapkan strategi menghadapi kejahatan berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Wahyu mengingatkan, kecerdasan buatan akan terus berkembang.
Meski teknologi AI menjadi keuntungan, tetapi bisa menjadi kerugian jika tidak bisa dikendalikan.
"Dikhawatirkan AI akan jauh lebih pintar dari manusia, sekarang belum, kemungkinan bisa terjadi itu yang kita takutkan. Karena kalau tidak bisa kita kontrol lagi ya kita manusia akan punah," kata Wahyu dalam seminar di Lemdiklat Polri bertajuk 'Navigating Through The AI Impersonation Deluge: Shaping a Roadmap For Goverment Response', Selasa (2/4/2024).
Polri, kata Wahyu, harus mampu menyiapkan sejumlah langkah penegakan hukum untuk menghadapi dampak negatif kecerdasan buatan.
"Polisi di dunia sangat concern dengan perkembangan ini, jangan sampai kita tertinggal. Ini yang harus kita gali," kata Wahyu.
"Mari kita renungkan bagaimana ini menjadi tantangan bagi Polri selama 5 sampai 10 tahun ke depan, bagaimana ini bisa kita hadapkan pada tantangan Indonesia emas 2045. Tindakan apa yang harus dilakukan Polri dalam menghadapi perkembangan AI ini," ujar dia.
Menurutnya, kecerdasan buatan bisa memperluas wilayah kejahatan hingga ke ranah dunia maya. Untuk itu pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, salah satunya ialah meredam penyebaran hoaks atau berita bohong.
"Kepolisian harus adaptif dengan perkembangan AI untuk menganalisis data superior, mengenali pola dan membuat prediksi apa yang akan terjadi ke depan," ucapnya.