Raja Malaysia Semprot Menhan gegara Alutsista Bekas, Minta Batalkan Pembelian Heli Black Hawk
KUALA LUMPUR, iNews.id - Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar memberi peringatan keras kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan) soal pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas. Dia melarang pembelian pesawat atau helikopter bekas berusia tua karena mempertaruhkan nyawa pilot dan kru dengan menyebutnya sebagai peti mati terbang.
Sultan Ibrahim menegaskan, Malaysia tidak boleh mengulangi kesalahan di masa lalu dalam pengadaan alusista.
Pengalaman membeli pesawat Skyhawk bekas harus menjadi pelajaran, karena pesawat-pesawat tersebut tidak bisa digunakan sepenuhnya.
“Jangan ulangi kesalahan masa lalu seperti saat kita membeli Skyhawk bekas. Apakah kita ingin menempatkan pilot-pilot kita di peti mati terbang? Pikirkanlah,” katanya, saat peringatan 60 tahun Rejimen Gerak Khas (RGK) belum lama ini, seperti dikutip dari The Star, Senin (18/8/2025).
Dia bahkan menuding banyak orang di Kemhan Malaysia serta para mantan jenderal yang bermain atau berupaya meraup untung dari pembelian pesawat-pesawat tersebut.
"Saya yakin semua ini terjadi karena Kementerian Pertahanan penuh dengan agensi atau mantan jenderal yang menjadi pedagang, bahkan pedagang tekstil yang mencoba menjual drone,” kata Sultan Ibrahim.
Bangswan yang juga Kolonel Komandan Gerup Gerak Khas itu lalu menyarankan Menteri Pertahanan (Menhan) Mohamed Khaled Nordin membatalkan rencana pembelian helikopter Black Hawk bekas berusia lebih dari 30 tahun karena khawatir mengulangi kesalahan lama.
Dia mengatakan semua pihak yang terlibat dalam pengadaan peralatan militer harus memastikan evaluasi dilakukan secara transparan, berdasarkan harga pasar dan kebutuhan aktual militer, bukan hanya berdasarkan rekomendasi agensi atau kepentingan pribadi.
"Jangan buang waktu membeli omong kosong yang tidak sesuai dengan kebutuhan militer. Kalau tidak tahu harganya, tanya saya dulu," ujarnya.
Dia mencontohkan pembelian kapal serbu untuk pasukan komando seharga 5 juta ringgit, padahal harga aslinya di bawah 2 juta ringgit.
"Baru-baru ini, saya mendengar ada usulan untuk membeli kapal serupa tapi dengan ukuran lebih besar, hampir seharga 10 juta ringgit. Ini tidak masuk akal dan harus ditinjau ulang dengan cermat," kata Sultan.
Jet tempur A-4 Skyhawk dikembangkan oleh produsen Amerika Serikat, McDonnell-Douglas (sekarang Boeing). Perusahaan itu memiliki hubungan erat dengan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia yang memperoleh 80 unit pada 1982 dengan harga masing-masing 1 juta dolar. Pesawat itu telah dipensiunkan karena tingkat kecelakaan yang tinggi.