Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Serapan Gabah Bulog Tembus 100 Persen Target Harian, Praktisi: Pemerintah Bisa Tempuh Jalan Terbaik untuk Swasembada Pangan
Advertisement . Scroll to see content

Serapan Gabah Bulog Tembus 100 Persen Target Harian, Praktisi: Pemerintah Bisa Tempuh Jalan Terbaik untuk Swasembada Pangan

Senin, 17 Februari 2025 - 18:22:00 WIB
Serapan Gabah Bulog Tembus 100 Persen Target Harian, Praktisi: Pemerintah Bisa Tempuh Jalan Terbaik untuk Swasembada Pangan
Baca Berita

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap 3 juta ton beras dari dalam negeri. Hal itu terus dilakukan dengan komitmen penyerapan harian melebihi 100 persen target.

Menurut Praktisi Hukum, Politisi, Aktivis dan Penulis Firliana Purwanti keberhasilan itu tidak lepas dari pengangkatan Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog. Diketahui, Mayjen Novi baru saja diangkat tertanggal 7 Februari 2025 menggantikan Wahyu Suparyono.

"Dalam keadaan darurat ketahanan pangan, pemerintah bisa menempuh jalan terbaik demi terciptanya swasembada pangan, hal ini sesuai dengan UU no 18 tahun 2012 tentang pangan," ujar dia dikutip iNews.id, Senin (17/2/2025).

Ia menambahkan sesuai pasal 31 ayat 1 poin b, dijelaskan bahwa pemerintah berhak melakukan pengadaan, pengelolaan dan penyaluran cadangan beras pemerintah, termasuk mengatur agar tidak terjadi gejolak harga pangan.

Firliana pun mengingatkan agar kepemimpinan dari Mayjen Novi harus direview setiap enam bulan sekali.

"Maka dalam hal ini memilih pimpinan Bulog dari TNI terjustifikasi, namun tetap harus ada batas waktunya. Sebaiknya pemimpin dari militer harus direview minimal per enam bulan," ucap Firli.

Adapun, kata dia, bila keadaan ketahanan pangan sudah stabil, maka posisi pimpinan Perum Bulog selayaknya dikembalikan ke warga sipil. Sebab, kepemimpinan Bulog dinilai harus bebas conflict of interest dalam rangka menghadapi mafia beras dan untuk menghindari dwifungsi ABRI.

"Buat petani, tentunya berharap agar pada musim panen raya nanti, harga tidak jatuh dan minimal sesuai dengan HPP (Harga Pokok Pembelian) sehingga masih menguntungkan buat petani," ucap perwakilan komunitas Petani Muda Keren Agung Wedhatama.

Sebagai informasi, program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mencatat lebih dari 333 juta orang di 78 negara menghadapi kerawanan pangan tingkat akut. Krisis iklim dan situasi geopolitik berpengaruh pada isu pangan global.

Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut