Sosok Umi Salamah, Dapat Penghargaan dari Prabowo usai Dedikasikan Rumah untuk Pendidikan
JAKARTA, iNews.id - Umi Salamah (66), seorang guru sekaligus kepala Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) asal Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, mengapresiasi pidato Presiden Prabowo Subianto. Dia mengaku tersentuh saat mendengar pidato Prabowo yang disampaikan dalam peringatan Hari Guru Nasional 2025 di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Umi Salamah yang mendapatkan penghargaan langsung dari Prabowo itu melihat pemerintahan saat ini menggambarkan komitmen memperkuat dunia pendidikan, khususnya pendidikan non-formal yang selama puluhan tahun dia geluti.
“Tadi saya mendengarkan sendiri pidatonya, beliau keren. Sungguh keren, aduh,” ujar Umi Salamah usai menerima penghargaan.
Umi Salamah menyambut baik pesan Prabowo yang menekankan pendidikan tidak hanya berfokus pada proses mengajar, tetapi juga pembentukan karakter peserta didik.
“Menurut saya dunia pendidikan itu kunci, tapi pendidikan itu tidak sekadar mengajar, tapi mendidik. Guru itu harus mendidik mulai dari diri sendiri dulu,” tutur Umi.
Umi turut menyoroti pentingnya keteladanan dalam dunia pendidikan, sebagaimana disampaikan dalam pidato Prabowo, seraya menegaskan kembali pengalamannya mengajar selama puluhan tahun.
Umi berharap arah kebijakan pendidikan yang disampaikan Prabowo dapat membawa perubahan nyata bagi pendidikan di Indonesia.
“Mudah-mudahan Indonesia benar-benar berubah, terutama melalui dunia pendidikan,” ujarnya.
Tak lupa, Umi juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas perhatian Prabowo terhadap dunia pendidikan non-formal yang selama ini menjadi ruang pengabdiannya. Penghargaan yang diterima Umi sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi untuk terus berkontribusi.
“Ini bonus saja dari Allah. Saya tidak pernah membayangkan atau bermimpi dapat seperti ini,” kata dia.
Umi Salamah membuka rumahnya untuk menjadi tempat pendidikan non-formal bagi para peserta didik buta huruf hingga perguruan tinggi. Umi mendirikan PKBM, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), kelas paket (A, B, C), SLB (Sekolah Luar Biasa), hingga merintis Pondok Pesantren ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).