Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Titik Panas di Kalbar Meluas hingga Perbatasan Malaysia, Ini Langkah BMKG Atasi Karhutla
Advertisement . Scroll to see content

Titik Panas di Kalbar Meluas hingga Perbatasan Malaysia, Ini Langkah BMKG Atasi Karhutla

Minggu, 03 Agustus 2025 - 10:29:00 WIB
Titik Panas di Kalbar Meluas hingga Perbatasan Malaysia, Ini Langkah BMKG Atasi Karhutla
Baca Berita

JAKARTA, iNews.id – Titik panas atau hot spot di wilayah Kalimantan Barat terus meluas hingga merembet ke daerah perbatasan Malaysia. Hal tersebut harus menjadi perhatian seluruh stakeholder mengingat secara geografis Kalbar bersebelahan langsung dengan negara tetangga.

“Sebaran asap di Indonesia tanggal 29 Juli pukul 16.00 WIB, dari Kalimantan Barat itu sudah masuk ke wilayah Laut Natuna dan ada yang sudah nyerempet ke perbatasan,” kata Kepala BMKG, Dwikorita pada saat Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, dalam keterangannya Minggu (3/8/2025).

Data satelit menunjukkan, lonjakan titik panas (hotspot) di Kalbar, dengan 108 titik terdeteksi pada 29 Juli, 19 pada 30 Juli, dan 26 titik pada 31 Juli. Data ini menegaskan bagaimana penanganan karhutla di Kalbar harus dilakukan secara masif karena meningkatnya faktor eskalasi hotspot.

“Maka segala upaya penanganan, salah satunya melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) perlu untuk terus dilakukan untuk memitigasi meluasnya karhutla dan trans-boundary haze issue,” ujarnya.

Kegiatan OMC di Kalbar telah dilakukan selama tujuh hari mulai dari 24-30 Juli di mana sebanyak 17.000 kg NaCl telah disemai dengan total 17 sorti penerbangan. Hasilnya, awan bisa dioptimalkan untuk menjadi hujan terutama di sekitar area penyemaian awan. Total tambahan volume air yang dihasilkan dari pelaksanaan OMC sebesar 182,3 juta m3.

Namun demikian, berdasarkan hasil monitoring dari Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), kondisi tinggi muka air tanah (TMAT) di beberapa wilayah rawan karhutla di Kalbar masih berada pada kategori mengkhawatirkan. 

Laporan ini menunjukkan bahwa Kubu Raya menjadi wilayah yang paling berisiko, dengan dua stasiun pemantauan TMAT berada dalam kategori berbahaya.

Di Kubu Raya, dari total sembilan stasiun TMAT, dua stasiun (1%) terdeteksi dalam kategori ini. Selain itu, satu stasiun berada di kategori sangat Rawans (60-80 cm), dan sembilan stasiun (8%) lainnya di kategori rawan (40-60 cm).

“Kondisi ini menjadi indikator penting dalam upaya pencegahan karhutla. Lahan dengan muka air tanah yang dalam sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan,” katanya.

Selain Kubu Raya, beberapa wilayah lain juga menunjukkan kondisi rawan, meskipun tidak separah Kubu Raya. Di Sintang, dua stasiun (15%) tergolong rawan. Ketapang mencatat tiga stasiun (50%) dalam kategori rawan. Di Sambas, tiga stasiun (50%) berada di kategori rawan dan satu stasiun (17%) di kategori sangat rawan.

Oleh karenanya, untuk mengantisipasi lonjakan karhutla, tim gabungan yang terdiri dari BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Provinsi, dan TNI telah meningkatkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hingga malam hari.

Mengingat luasnya Provinsi Kalimantan Barat, untuk menjangkau area yang lebih timur perlu dipertimbangkan opsi penempatan armada pesawat di lokasi-lokasi yang memungkinkan seperti di Sintang atau Putussibau, dengan tetap mempertimbangkan kesiapan dan kelengkapan dukungan bandara terkait untuk mendukung penerbangan OMC.

Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut