3 Atlet Indonesia Ini Nasibnya Tak Beruntung Usai Pensiun, Nomor 2 Jadi Nelayan
JAKARTA, iNews.id - Indonesia punya banyak stok atlet legendaris sepanjang sejarah. Sayangnya nasibnya tak beruntung setelah pensiun.
Setidaknya ada tiga atlet legendaris yang nasibnya tak beruntung usai meninggalkan dunia olahraga. Siapa saja mereka?
Berikut ulasan selengkapnya:
1. Ellyas Pical

Ellyas Pical beberapa kali mengharumkan nama bangsa Indonesia. Gedung Istora Jakarta menjadi saksi bisu Ellyas meraih sabuk juara IBF Super Flyweight.
Gelar tersebut sukses diraih olehnya setelah berhasil menumbangkan petinju asal Korea Selatan Chun Jun-do. Petinju berjulukan The Exocet ini menggunakan Hook kirinya untuk memukul jatuh Chun Jun-do sehingga dinyatakan menang Technical Knock Out atau TKO.
Sayangnya, jalan hidup atlet tinju kebanggaan Indonesia ini memilih untuk pensiun tidak semulus pukulannya. Setelah memutuskan untuk gantung sarung tinju, Ellyas memilih bekerja sebagai satpam di salah satu diskotik Jakarta Pusat.
Malangnya lagi, pada Juli 2005, Ellyas tertangkap polisi karena melakukan transaksi narkoba dan divonis 7 bulan penjara. Setelah bebas dari tuntutan hokum, Elly berprofesi sebagai Office Boy (OB) di KONI. Padahal Elly sudah mengharumkan nama bangsa.
2. Abdul Razak

Abdul Razak merupakan mantan atlet dayung yang merasakan hal yang sama. Abdul Razak telah banyak mewakili Indonesia di ajang Internasional sejak 1989, kala itu di ajang SEA Games Malaysia ia berhasil mendapatkan empat medali emas pada kategori sayap 1 jarak 500 meter, sayap 2 500 meter, sayap 3 1.000 meter, dan sayap 4 jarak 1.000 meter.
Pencapaian tersebut membawanya kembali mewakili Indonesia di ajang Asian Games di Beijing pada 1990. Razak dan rekan setimnya berhasil mendapatkan dua medali perunggu.
Kemudian, bersama timnya ia juga mengikuti ajang Olimpiade Barcelona 1992 Razak hanya lolos sampai babak perempat final. Abdul Razak memutuskan untuk pensiun dan kembali ke kampung halamannya untuk menjadi seorang nelayan.
3. Denny Thios

Denny Thios adalah salah satu atlet kebanggaan Indonesia era 1980 hingga 1990an. Begitu banyak medali emas yang pernah Danny Thios peroleh. Dan untuk Kejuaraan Dunia, Danny sudah lima kali ikut diantaranya Belanda, Swedia, Australia dan Inggris.
Selama mewakili Indonesia, Danny Thios sudah tiga kali menyumbangkan medali emas, satu kali mendapat perunggu dalam kejuaraan Internasional Powerlifting Federation.
Bahkan, Danny tiga kali memecahkan rekor dunia, dua kategori junior dan satu dikategori senior. Setelah pensiun jadi atlet, Danny akhirnya memilih jadi tukang las besi di tanah kelahirannya Makassar.
Tapi, ternyata Denny menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Mei 2018 lalu di usia 49 tahun. Sungguh disayangkan sosoknya seolah dilupakan begitu saja setelah pensiun jadi atlet.
Editor: Reynaldi Hermawan