5 Crash Terparah dalam Dunia MotoGP, Nomor 3 Sahabat Valentino Rossi Jadi Korban
JAKARTA, iNews.id - Terdapat 5 crash terparah dalam dunia MotoGP. Beberapa memakan korban di mana salah satunya adalah sahabat dari sang legenda Valentino Rossi.
Crash adalah istilah jamak yang dipakai dalam dunia balap motor tak terkecuali MotoGP. Kata ini biasa dipakai ketika pembalap menabrak, tertabrak, atau jatuh saat memacu motornya di sirkuit balapan.
Sejak kejuaraan dunia balap motor pertama digelar pada 1949, tercatat 104 pembalap dari berbagai kelas tewas akibat crash atau kecelakaan baik saat latihan bebas atau lomba. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya datang dari kelas utama MotoGP.
Beberapa crash mungkin tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. Namun, kecelakaan tersebut juga tergolong menjadi yang terparah karena melibatkan beberapa pengendara dan dampak yang besar bagi jalannya balapan.
Dirangkum iNews.id dari berbagai sumber, berikut ini adalah crash terparah dalam dunia MotoGP.
1. MotoGP Inggris 1983
GP Inggris 1983 menjadi salah satu tragedi paling mengerikan dalam dunia balap motor paling bergengsi tersebut Digelar di sirkuit Silverstone pada 31 Juli 1983, dua pembalap yang sama-sama menggunakan Suzuki tewas saat lomba di kelas utama 500cc MotoGP.
Keduanya adalah pembalap asal Irlandia Utara, Norman Brown dan dan rider asal Swiss Peter Huber. Mereka gugur setelah saling bertabrakan. Crash tersebut terjadi ketika lomba baru berlangsung 10 menit, tepatnya di lap keenam.
Peter Huber menyenggol motor Brown yang sempat mengalami masalah teknis pada mesin. Dia dihantam oleh Huber saat baru saja masuk kembali ke lintasan.
Brown yang saat itu baru berusia 23 tahun, langsung tewas di tempat. Adapun Huber, pembalap asal Swiss, 29 tahun, meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan helikopter.
2. MotoGP Jepang 2003
Crash tragis terjadi di Sirkuit Suzuka, Jepang, pada tahun 2003. Saat itu, Jepang tuan rumah di putaran pertama Kejuaraan Dunia MotoGP 2003. Sayangnya, balapan pembuka musim itu berujung pukulan memilukan tuan rumah setelah tewasnya Daijiro Kato.
Insiden pada 6 April 2003 itu terbilang tragis karena Kato berstatus sebagai pembalap tuan rumah. Kato merupakan juara dunia kelas 250 cc (kini Moto2) 2001. Kato saat itu sedang digadang-gadang sebagai salah satu pembalap muda berbakat masa depan.
Kecelakaan terjadi ketika Daijiro Kato terjatuh di tikungan 14, lalu menghantam dinding pembatas. Saat itu, Kato mengendarai motor RC211V milik Tim Telefonica Movistar Honda dalam kecepatan tinggi untuk mengamankan posisi.
Berdasarkan penyelidikan, Kato menghantam tembok pembatas dengan kecepatan 150 km/jam. Pembalap muda Jepang itu sempat dirawat dua minggu sebelum dinyatakan meninggal dunia pada 20 April 2003 akibat kerusakan pada otak.
Setelah kecelakaan yang menewaskan Kato tersebut, GP Jepang lantas dipindah ke Sirkuit Twin Ring Motegi. Nomor motor Kato yakni 74 juga tidak boleh lagi dipakai sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap sang pembalap.
3. MotoGP Malaysia 2011
Salah satu crash terparah dalam dunia MotoGP sekaligus tragedi paling fatal di kejuaraan balap motor tersebut terjadi di MotoGP Malaysia 2011. Pembalap muda berbakat asal Italia, Marco Simoncelli harus gugur dalam balapan yang digelar Minggu 23 Oktober 2011
Simoncelli memang terkenal sebagai pembalap yang pemberani di masanya. Pada tikungan ke 11 lap kedua, Simoncelli mulanya tampak sedang bersaing dengan Alvaro Bautista. Sayangnya, sosok yang bersahabat dengan Valentino Rossi ini kehilangan kendali dan mengarah ke sisi kanan lintasan.
Kecelakaan tragis terjadi setelah pembalap Tech 3 Yamaha, Colin Edward, dan Valentino Rossi yang saat itu mengendarai motor Ducati berada persis di belakang Simoncelli. Kedua pembalap tidak bisa menghindari Simoncelli yang terjatuh sehingga kecelakaan fatal itu pun terjadi.
Ban depan motor Edward sempat menghantam tubuh Simoncelli hingga membuat kedua pembalap meluncur ke bagian pasir di sisi kanan lintasan. Sementara Rossi juga tampak terlibat dalam insiden tersebut tetapi dia tak terjatuh dan hanya keluar jauh dari lintasan.
Kejadian itu membuat Super Sic (julukan Simoncelli) terkapar di lintasan dan tak sadarkan diri dengan helm yang terlepas. Pembalap dari Gresini Honda itu, dinyatakan tewas setelah mendapat luka serius di kepala, leher, dan dadanya. Nama Simoncelli kini diabadikan menjadi nama sirkuit di San Marino, yakni Misano World Circuit Marco Simoncelli.
4. MotoGP Catalunya 2019
Dalam GP Catalunya 2019, terjadi insiden crash terparah yang disebut sebagai kecelakaan paling buruk musim itu. Bagaimana tidak? Insiden yang terjadi di tikungan 10 itu melibatkan banyak pembalap. Meski tidak ada korban jiwa, kecelakaan tersebut tergolong parah karena beberapa motor pembalap papan atas sampai hancur.
Kejadian itu diawali dengan jatuhnya Jorge Lorenzo (Honda) karena kehilangan grip ban depan di tikungan ke kiri di lap satu. Motor Honda RC212V yang ditunggangi Lorenzo kemudian menghantam Andrea Dovizioso (Ducati).
Setelah itu, Maverick Vinales (Yamaha) yang tepat di belakang Dovi juga tidak mampu menghindar. Valentino Rossi bahkan hampir mengalami insiden mengerikan tersebut setelah berusaha menghindari tabrakan.
Akibat insiden tersebut, empat dari lima pembalap klasemen atas MotoGP saat itu harus pulang dengan tangan hampa. Dovi dan Rossi sempat berusaha melanjutkan lomba. Namun keduanya terpaksa harus mundur di lap 2.
5. MotoGP Austria 2020
Crash terparah dalam dunia MotoGP juga terjadi di GP Austria 2020 yang berlangsung di Red Bull Ring. Balapan tersebut bahkan terpaksa dihentikan sementara karena terjadi crash menyeramkan di tikungan 3.
Kecelakaan horor itu melibatkan dua pembalap yakni Johann Zarco dari tim Reale Avintia Racing dan Franco Morbidelli dari tim Petronas Yamaha SRT.
Dalam rekaman kamera, crash dimulai dari tabrakan motor Zarco ke motor Morbidelli. Akibatnya, kedua pembalap langsung terpental dari motor masing-masing. Sementara motor mereka yang melaju kecepatan tinggi itu akhirnya hancur karena benturan dahsyat.
Valentino Rossi yang saat itu membela tim Monster Energy Yamaha MotoGP lagi-lagi hampir terlibat dalam kecelakaan mengerikan tersebut.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya