5 Rivalitas Paling Dikenang di Bulutangkis, Nomor 3 Dihentikan Kanker
JAKARTA, iNews.id – Rivalitas di dunia olahraga sangat lumrah terjadi. Salah satu yang paling dikenang sepanjang masa adalah persaingan dua ikon sepak bola Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Keduanya silih berganti menahbiskan diri jadi yang terbaik di dunia.
Selain sepak bola, rivalitas menarik juga terjadi di arena bulutangkis. Tim iNews.id sudah merangkum lima rivalitas yang paling dikenang pecinta olahraga tepok bulu angsa. Berikut ulasan selengkapnya:
1. Anthony Ginting Vs Kento Momota
Pertarungan kedua pebulutangkis ini memang selalu menarik untuk disaksikan pecinta bulutangkis di seluruh dunia. Buktinya, setiap mereka berjumpa, tanda pagar #momogi pasti menggema di Twitter.
Sejauh ini keduanya sudah bertemu 15 kali di semua ajang. Anthony hanya mampu memenangkan empat pertarungan, sementara Momota keluar sebagai pemenang sebanyak 11 kali.
Menurut laman BWF, pertarungan pertama mereka terjadi pada 2005 silam di ajang Indonesia Open. Momota menang setelah melewati rubber game 13-21, 21-16 dan 21-15. Anthony mengakui pebulutangkis nomor satu dunia itu adalah rival terbaiknya sepanjang karier.
“Banyak sudah lawan yang saya pernah hadapi seperti Momota, Chou Tien Chen atau Shi Yu Qi,” kata Anthony saat diwawancarai Organisasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Momota saya sebutkan pertama. Karena saya cukup banyak berhadapan dengan dia. Saat ini rekor pertemuan saya juga kalah dari dia. Tapi setiap lawan dia pasti akan seru,” ujar atlet asal Cimahi itu.
2. Taufik Hidayat Vs Lee Chong Wei
Taufik dan Lee Chong Wei beraksi di era yang sama. Duel kedua atlet dari Asia Tenggara itu selalu menarik disaksikan. Sejarah mencatat keduanya sudah bertemu 23 kali di berbagai ajang, enam di antaranya partai final.
Lee lebih mendominasi dengan memenangkan 15 laga. Atlet asal Malaysia itu juga berhasil memenangkan lima pertarungan di laga pamungkas sedangkan Taufik hanya sekali.
Lee begitu mengagumi sosok rivalnya itu dan memasukkan nama Taufik dalam tim impian Piala Thomas bersama Lin Dan, Peter Gade, Koo Keat/Tan Boon Heong dan Lee Yong Dae/Jung Jae Sung.
“Ini adalah tim impian saya. Mereka semua legendaris dan berada di kelas mereka sendiri. Lihat saja prestasi mereka di panggung dunia. Saya pikir kami bisa menaklukkan dunia jika tim ini terbentuk,” ujar Lee dikutip media Malaysia Berita Harian.
Walau dari segi statistik kalah, ada satu hal yang patut dibanggakan Taufik lantaran dirinya pernah meraih emas Olimpiade Athena pada 2004 lalu. Sementara Lee belum pernah merasakannya.
3. Lin Dan Vs Lee Chong Wei
Rivalitas keduanya paling fenomenal. Persaingan mereka membuat penggemar bulutangkis di dunia bertambah. Pertama kali Lee Chong Wei berhadapan dengan Lin Dan yakni pada final Thomas Cup Asia Preliminaries 2004.
Lin berhasil memenangkan duel tersebut. Setelahnya mereka jumpa di final Malaysia Open 2005. Lee yang main di depan pendukung sendiri berhasil memenangkan laga.
Sepanjang sejarah mereka sudah bertemu 40 kali, 22 di antaranya terjadi di final. Lin Dan menang 28 kali dan sisanya dimenangkan Lee. Namun kisah rivalitas mereka berakhir sedih.
Lee menderita kanker hidung pada 2018 hingga akhirnya memutuskan pensiun setahun kemudian. Dia harus meninggalkan pekerjaan yang sudah digeluti selama 19 tahun.
“Ini keputusan yang sangat berat. Bulutangkis adalah hidup saya. Tapi sekarang kesehatan adalah prioritas saya,” kata Lee setelah memutuskan pensiun.
Walaupun terkenal bengal dan sulit diatur, Lin terpukul mendengar kabar pensiun rivalnya itu. Peraih emas Olimpiade 2008 dan 2012 itu mengaku sangat kehilangan.
“Saya sendiri, sekarang tidak ada yang menemani saya di lapangan. Teman, jangan menangis,” ujar Lin.
4. Susy Susanti Vs Bang Soo-hyun
Rivalitas Susy dan Bang Soo-hyun sempat mewarnai bulutangkis di nomor tunggal putri era 1990-an. Laman resmi BWF mencatat kedua atlet cantik itu sudah bertemu 19 kali di berbagai turnamen.
Susy patut berbangga karena berhasil memenangkan 13 duel sementara Bang hanya enam. Pertarungan yang paling diingat yakni pada final Olimpiade musim panas 1992 di Barcelona.
Kala itu Susy berhasil menang setelah melalui pertarungan tiga game, 5-11, 11-5 dan 11-3. Tapi Bang bisa membalaskan dendamnya pada Olimpiade 1996 di Atalanta dengan kemenangan 11-9 dan 11-8.
“Susy adalah musuh yang tangguh. Setiap melawan dia, saya mau tidak mau harus mengerahkan semua kemampuan untuk menang. Itulah yang membuat saya bisa menjadi pemain yang lebih baik di setiap pertandingan yang saya jalani,” ujar Bang.
5. Markis Kido/Hendra Setiawan Vs Cai Yun/Fu Haifeng
Rivalitas kedua pasangan tersebut di nomor ganda putra akan selalu dikenang sepanjang masa. Mereka bersaing dari periode 2003 sampai 2011 dan sudah melewati sembilan pertarungan.
Markis/Hendra hanya bisa memenangkan tiga duel di antaranya. Sementara Cai/Fu menang enam kali. Meski demikian, pasangan Indonesia patut berbangga karena salah satu kemenangan didapat di ajang Olimpiade 2008.
Kala itu, mereka membekuk sang rival setelah melewati pertarungan rubber game 12-21, 21-11 dan 21-16. Cai dalam sebuah wawancara pernah menyebutkan kalau Hendra salah satu lawan paling sulit yang pernah dia hadapi lantaran memiliki wajah datar namun pukulannya mematikan.
“Hendra bagaikan pembunuh berdarah dingin. Di lapangan, dia pandai menyembunyikan niat sesungguhnya, lalu tiba-tiba dengan cepat dan keras mengeluarkan pukulan mematikan,” kata Cai dikutip dari Badminton Talk.
“Dia membuat Anda mati dengan tidak memahami mengapa bisa mati. Melawan Hendra sangat memeras otak. Karena dia tidak akan menunjukkan ekspresi apapun meski Anda mengeluarkan pukulan yang indah. Tapi jika berpikir permainan dia kendor, itu tandanya Anda sudah dekat dengan kekalahan,” ujarnya.
Editor: Abdul Haris