8 Pebulu Tangkis Sakti Raih 2 Gelar Juara di 1 Edisi Kejuaraan Dunia, Ada Maestro dari Purwokerto

TOKYO, iNews.id - Ada 8 pebulu tangkis sakti raih 2 gelar juara di 1 edisi Kejuaraan Dunia. Salah satunya berasal dari Indonesia.

Kejuaraan Dunia 2022 dimulai hari ini, Senin (22/8/2022). Sejumlah pebulu tangkis terbaik di muka bumi unjuk gigi di Tokyo Metropolitan Gymnasium hingga Minggu, (28/8/2022) nanti.

Baca Juga

Prediksi Chelsea vs Barcelona di Liga Champions 2025-2026: Blaugrana Pesta Gol di Stamford Bridge?

Ini merupakan Kejuaraan Dunia edisi ke-27 yang digelar sepanjang sejarah. Menariknya ada pebulu tangkis yang bisa meraih dua gelar juara dalam satu edisi Kejuaraan Dunia. Siapa saja mereka?

Berikut 8 pebulu tangkis sakti raih 2 gelar juara di 1 edisi Kejuaraan Dunia:

Baca Juga

Hasil Kejuaraan Dunia 2022: Terlalu Perkasa! Jonatan Christie Menang Mudah atas Popov

1. Gao Ling (China)

Gao Ling membuat geger Negeri Matador pada 2001. Dia mendapat dua medali dalam satu Kejuaraan Dunia di Sevilla.

Baca Juga

Hasil Kejuaraan Dunia 2022: Hajar Wakil Skotlandia, Gregoria Vs Akane di Babak 32 Besar

Kala itu Gao Ling juara di sektor ganda putri bersama Huang Sui. Mereka memenangi perang saudara melawan Zhang Jiewen/Wei Yili.

Kemudian Gao Ling juga juara nomor ganda campuran bersama dengan Zhang Jun. Mereka mengandaskan perlawanan Kim Don-moon/Ra Kyung-min asal Korea Selatan.

2. Park Joo-bong (Korea Selatan)

Prestasi Gao Ling pernah diukir Park Joo-bong pada Kejuaraan Dunia 1985. Dia menjuarai nomor ganda putra bersama Kim Moon-soo dan ganda campuran berduet dengan Yoo Sang-hee.

Hebatnya dia tak cuma sekali mengukir prestasi tersebut. Sebab Park Joo-bong kembali melakukannya pada Kejuaraan Dunia 1991.

Dia merebut gelar ganda putra masih dengan Kim Moon-soo dan ganda campuran bersama Chung Myung-hee.

3. Zhao Yun Lei (China)

Zhao Yun Lei salah satu pebulu tangkis berbakat yang dimiliki Negeri Tirai Bambu. Dia meraih dua medali di satu Kejuaraan Dunia pada dua edisi beruntun.

Pertama Zhao Yun Lei jadi juara ganda putri bersama Tian Qing dan ganda campuran dengan Zhang Nan pada 2014.

Setahun kemudian Zhang Yun Lei kembali menjuarai dua nomor dan dengan pasangan yang sama.

4. Ge Fei (China)

Urutan keempat ada Ge Fei. Dia merebut dua titel dalam Kejuaraan Dunia 1997 di Glasgow, Skotlandia.

Ge Fei menjuarai nomor ganda putri bersama Gu Jun. Dia memenangi perang saudara melawan sesama wakil China.

Lalu Ge Fei juga mampu memenangi nomor ganda campuran bersama dengan Liu Yong. Mereka menaklukkan Jens Eriksen/Marlene Thomsen (Denmark) di final.

5. Kim Dong-moon (Korea Selatan)

Pebulu tangkis selanjutnya adalah Kim Dong-moon pada Kejuaraan Dunia 1999. Dia juara ganda putra bersama Ha Tae-kwon usai memenangi All Korean Final kontra Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung.

Lalu dirinya juara di nomor ganda campuran bersama Ra Kyung-min. Negeri Gingseng berhasil jadi juara umum pada Kejuaraan Dunia 1999.

6. Lene Koppen (Denmark)

Lene Koppen adalah orang pertama yang bisa merebut dua gelar juara dalam satu edisi. Dia mengukir prestasi itu dalam Kejuaraan Dunia edisi pertama di Swedia pada 1977

Kala itu, Lene Koppen jadi kampiun nomor tunggal putri. Dirinya juga jadi yang terbaik di nomor ganda campuran bersama Steen Skovgaard.

7. Han Aiping (Cina)

Sama seperti Park Joo-bong, Han Aiping juga meraih dua titel pada Kejuaraan Dunia 1985.

Han Aiping menjuarai nomor tunggal putri. Kemudian dia juara di nomor ganda putri bersama Li Lingwei usai memenangi partai final kontra kompatriotnya, Lin Ying/Wu Dixi.

8. Christian Hadinata (Indonesia)

Indonesia tak mau ketinggalan. Prestasi mentereng ini diciptakan legenda bulu tangkis asal Purwokerto, Christian Hadinata pada Kejuaraan Dunia 1980.

Kala itu, Indonesia ditunjuk jadi tuan rumah Kejuaraan Dunia. Hebatnya wakil Tanah Air nyaris menyapu bersih semua gelar lantaran memenangi empat dari lima nomor yang dipertandingkan.

Dari empat gelar tersebut, dua di antaranya dipersembahkan Christian Hadinata melalui nomor ganda putra bersama Ade Chandra dan ganda campuran dengan Imelda Wiguna.

Editor: Reynaldi Hermawan