Aneh, Atlet Turki Boleh Tampil di All England meski Satu Pesawat dengan Tim Indonesia
 
                 
                BIRMINGHAM, iNews.id – Keputusan BWF dan pemerintah Inggris memaksa wakil Indonesia mundur dari All England 2021 menimbulkan tanda tanya besar. Sebab tunggal putri Turki Neslihan Yigit diizinkan tampil di kejuaraan tersebut meski satu pesawat dengan Jonatan Christie cs.
Seperti diketahui seluruh wakil Indonesia terbang ke Birmingham, Inggris pada Sabtu (13/3/2021). Mereka sempat transit di Istanbul, Turki.
 
                                Di sana Yigit bergabung dengan para pebulutangkis Tanah Air. Ternyata ada penderita Covid-19 di dalam pesawat mereka.
Hal tersebut yang membuat Layanan Kesehatan Masyarakat Britania Raya (NHS) meminta atlet Indonesia untuk isolasi mandiri 10 hari, sesuai dengan protokol kesehatan setempat. Tapi anehnya Yigit tetap diizinkan bermain.
 
                                        “Dilaporkan juga bahwa pemain tunggal putri Turki, Neslihan Yigit berada di penerbangan yang sama dengan tim Indonesia tetapi pertandingan babak kedua vs Akane Yamaguchi masih dijadwalkan hari ini (di All England 2021),” bunyi cuitan @BadmintonTalk, Kamis (18/3/2021).
 
                                        Sampai saat ini jadwal Yigit untuk babak kedua All England 2021 tetap ada. Dia dijadwalkan untuk melawan Yamaguchi, Kamis (18/3/2021).
Bukan hanya itu hal aneh yang terdapat di balik kebijakan dipaksa mundurnya Tim Indonesia dari All England. Hal itu terkait hanya 20 dari 24 orang Tim Indonesia yang mendapatkan email dari pihak NHS untuk melakukan isolasi mandiri.
 
                                        Empat orang yang tak mendapatkan email dari NHS adalah Mohammad Ahsan, Irwansyah (asisten pelatih), Iwan Hermawan (Kasubid Sport Science), dan Gilang (Masseur). Ahsan yang merupakan rekan setim Hendra Setiawan di ganda putra itu pun pada akhirnya tetap juga diminta isolasi mandiri.
Dengan banyak hal yang aneh itu, seluruh atlet bulu tangkis Indonesia lantas mengecam aksi BWF dan meminta agar bersikap adil. Saat ini, pihak PBSI pun berusaha untuk mencari jalan keluar terbaik dari semua masalah tersebut.
 
                                        Editor: Reynaldi Hermawan