Apa Kabar Sony Dwi Kuncoro? Peraih Medali Olimpiade Athena yang Sempat Tinggalkan Sekolah
JAKARTA, iNews.id – Pebulu tangkis legendaris Indonesia Sony Dwi Kuncoro punya kenangan indah di Olimpiade Athena 2004. Dia berhasil mempersembahkan medali bagi Kontingen Merah Putih.
Kala itu, Sony berhasil menyabet medali perunggu. Sedangkan tunggal putra lainnya Taufik Hidayat berhasil menyabet medali emas.

Sony lahir di timur Pulau Jawa, Surabaya pada tahun 7 Juli 1984. Sejak kecil, anak dari pasangan Mochamad Sumadji dan Asmiati ini sudah diperkenalkan dengan olahraga bulu tangkis.
Sumadji sudah menanamkan Sony kecil untuk menjadi atlet bulu tangkis yang hebat. Kala itu, Sony dilatih secara intensif oleh sang ayah. Bahkan, di umur 12 tahun, Sony terpaksa tidak melanjutkan bangku pendidikan.
Kala itu, Sony harus rela meninggalkan bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan memilih bulu tangkis. Menurutnya, bulu tangkis adalah jalan kariernya yang paling menjanjikan. Sony bertekad untuk menekuni olahraga tersebut seumur hidupnya.
Untuk mewujudkan tekadnya, Sony kecil terus berlatih di klub Suryanaga di Surabaya. Suryanaga merupakan sebuah klub yang berdiri pada tahun 1949 dan merupakan salah satu mesin pencetak atlet legendaris.
Hasilnya, Sony sempat dipanggil untuk mengikuti Kejuaraan Asia Junior pada tahun 2000. Saat itu, Sony mengikuti pemusatan latihan di pelatnas Cipayung, Jakarta selama tiga bulan.
Pada saat turnamen tersebut berlangsung, Sony berhasil menginjakkan kakinya di partai pamungkas. Namun sayang, Sony harus kalah dari pebulu tangkis asal China, Lin Dan.
Tak hanya itu, Sony juga pernah menginjakkan kaki di final Kejuaraan Dunia Junior pada tahun yang sama. Akan tetapi, dia kalah di final oleh pebulu tangkis asal China juga, Bao Chunlai.
Mimpi Sony masuk pelatihan nasional akhirnya tercapai pada tahun 2003, dia terus berkembang dan berlatih sebelum Olimpiade Athena 2004. Setahun kemudian, perunggu berhasil dibawanya ke Indonesia dari Athena, Yunani.
Setahun kemudian, Sony terus mengukir prestasi di dunia bulu tangkis dunia. Pada tahun 2005, dia berhasil menginjakkan kaki di semifinal Djarum Open 2005. Akan tetapi, sayangnya dia tidak berhasil meraih gelar.
Setahun berikutnya, karier Sony dilanda ujian yang lumayan berat. Ketika itu, berbagai cedera kerap menghampiri Sony, dan membuatnya harus absen di Indonesia Open 2006 yang digelar di tanah kelahirannya Kertajaya, Surabaya.
Padahal, saat itu Sony diharapkan bisa penerus pebulu tangkis tunggal putra lainnya, Taufik Hidayat yang kariernya kian meredup. Sebab, pamor Sony dianggap kurang mentereng dibanding rekannya tersebut.
Pada tahun berikutnya, barulah Sony berhasil membuktikan ketajamannya. Tahun 2007 Sony berhasil merengkuh gelar Yonex Chinese Taipei Open Gold Grand Prix 2007. Saat itu, Sony mengalahkan Taufik Hidayat dalam tiga gim.
Satu tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 2008 nampaknya akan menjadi yang paling dikenang bagi Sony selain Olimpiade Athena 2004. Sebab saat itu dia berhasil merengkuh berbagai gelar.
Diantara gelar tersebut ada Juara Indonesia Super Series 2008, Juara Jepang Open Super Series 2008, Juara China Masters Super Series 2008 dan masuk ke perempatfinal Olimpiade Beijing 2008. Namun, langkahnya di Olimpiade 2008 terhenti pada babak tersebut setelah dikalahkan wakil Malaysia, Lee Chong Wei dalam dua gim.
Sejak itu, karier Sony di dunia bulu tangkis terus menanjak. Berbagai torehan berhasil dicatatkannya dengan manis. Berbagai gelar berhasil diraihnya dalam kurun waktu 2009 hingga 2018.
Pada tahun 2009, Sony menikah dengan kekasihnya Gading Safitri. Dua tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang putri yang bernama Divia Amanta Kuncoro.
Pada momen kelahiran putri pertama, Sony seharusnya berlaga di Australia Open yang berlangsung pada 5-10 April 2011. Akan tetapi, dia mengundurkan diri karena tidak mau melewatkan momen kebahagiaan bersama putri kecilnya yang baru saja lahir.
Cita-cita Sony kecil, harapan Sumadji akhirnya menjadi kenyataan. Sony berhasil menjadi pebulutangkis yang mahir dan saat ini sudah dikenal di seluruh Indonesia hingga dunia sebagai legenda.
Saat ini Sony berhasil mewujudkan cita-citanya sekali lagi dengan membuat Gelanggang Olahraga (GOR) sendiri yang bernama Sony Dwi Kuncoro Badminton Hall. Sejak dibangun pada tahun 2017, Sony berambisi mencetak banyak atlet di GOR miliknya tersebut. GOR tersebut terletak di Medokan Ayu, Surabaya dengan luas bangunan 1300 meter persegi.

Melalui akun Youtube miliknya, Sony mengatakan bahwa dia bersyukur impiannya memiliki GOR terwujud. Ini menjadi bagian penting bagi kariernya untuk terus mengembangkan pembinaan bulu tangkis di daerah.
"Setiap pemain pasti punya impian untuk mempunyai gedung seperti ini (GOR). Alhamdulillah saya diberi kesempatan memiliki ini dan di Surabaya," ucap Sony.
Setelah GOR yang dia bangun berjalan sukses, Sony menambahkan sayapnya dengan membuka klub sendiri bernama Sony Dwi Kuncoro Badminton Training. Dibangun sejak 2020, Sony benar-benar menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan bibit-bibit muda.
"Awal mula adalah dari anak sekitar gedung ini, lama kelamaan dengan berjalannya waktu, anak-anak yang saya latih bisa memberikan nilai positif dan akhirnya banyak yang masuk ke klub saya," ujar Sony.
Tentu saja ini akan menjadi investasi panjang bagi Sony ketika ia benar-benar berhenti total sebagai pebulutangkis. Tetapi, bukan hanya itu, ini juga menjadi investasi untuk masa depan bulutangkis Indonesia yang akan berada di pundak generasi muda.
2004: Perempat final DJARUM INDONESIA OPEN.
2005: Semi final DJARUM INDONESIA OPEN.
2007: Juara YONEX CHINESE TAIPEI OPEN GOLD GRAND PRIX.
2008: Semi final Yonex-Sunrise Badminton Asia Championships, Semi final Badminton Asia Championships, Juara INDONESIA SUPER SERIES, Juara YONEX OPEN JAPAN SUPER SERIES, Juara LI NING CHINA MASTERES SUPER SERIES, Perempat final Olympics.
2009: Perempat final MALAYSIA SUPER SERIES, Semi final DJARUM INDONESIA SUPER SERIES, Perempat final AVIVA SINGAPORE SUPER SERIES, Semi final Yonex Sunrise BWF World Championships, Perempat final YONEX OPEN JAPAN SUPER SERIES, Semi final Denmark Open Super Series, Perempat final CHINA SUPER SERIES.
2010: Juara LI-NING SINGAPORE OPEN SUPER SERIES, Semi final DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES, Perempat final CHINESE TAIPEI GRAND PRIX GOLD, Perempat final Kumpoo Macau Open Badminton Championships
2011: Perempat final YONEX-SUNRISE Malaysia Open Grand Prix Gold, Semi final Yonex Chinese Taipei Open, Runner - up YONEX-SUNRISE Malaysia Open GP Gold.
2012: Runner - up YONEX-SUNRISE Malaysia Open GP Gold, Juara SCG Thailand Open, Perempat final Djarum Indonesia Open, Perempat final Li Ning Singapore Open, Semi final Yonex Sunrise Vietnam Open GP, Juara INDONESIA OPEN GRAND PRIX GOLD BADMINTON, Perempat final YONEX Denmark Open.
2013: Semi Final VICTOR Korea Open, Runner - Up MAYBANK Malaysia Open, Semi Final YONEX Indonesia Open, Runner - Up YONEX Hongkong Open.
2016: Juara OUE Singapore Open Super Series.
2018: Semifinalis Thailand Open.
Editor: Reynaldi Hermawan