Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Festival SenengMinton Semarang 2025 Pecah! 510 Siswa SD Ramaikan Ajang Pembibitan Bulu Tangkis Masa Depan Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Aturan Baru Diterapkan, PBSI Bidik Satu Gelar

Kamis, 01 Maret 2018 - 22:40:00 WIB
Aturan Baru Diterapkan, PBSI Bidik Satu Gelar
Kevin Sanjaya Sukamuljo (kiri) dan Marcus Gideon Fernaldi (kanan). (Foto: ANTARA)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Beberapa aturan baru diterapkan pada kejuaraan All England 2018, namun hal tersebut tak menyurutkan ambisi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Setidaknya satu gelar juara, menjadi target yang diapungkan PBSI pada kejuaraan tertua di dunia tersebut.

Salah satu peraturan baru yang akan digunakan pada ajang ini adalah, penerapan aturan tinggi maksimal servis. Tinggi kok kala melakukan servis haruslah 115 cm dari permukaan lapangan. Para atlet pun harus cepat beradaptasi dengan peraturan itu, agar tak kesulitan.

“Bisa dilihat sendiri, bahwa ke All England ini persiapannya serius, ini salah satu milestone PBSI. All England merupakan event penting, di turnamen ini akan diterapkan beberapa regulasi baru dari BWF seperti aturan tinggi servis dan tidak adanya babak kualifikasi,” ujar Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiarto dikutip Badmintonindonesia.org.

Namun, menurut legenda bulutangkis Indonesia sekaligus Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti, perubahan itu tak boleh dijadikan alasan tak bisa mencapai hasil maksimal. Apalagi, pasangan ganda Kevin Sanjaya Sukamulja/Marcus Fernaldi Gideon merupakan juara bertahan.

“All England jadi salah satu target kami. Semoga kami bisa memenuhi target satu gelar dari turnamen ini. Tetapi semua atlet pasti maunya lebih, tiap sektor punya target masing-masing. Saat ini ganda putra memang paling stabil, tetapi masih ada sektor ganda campuran, ganda putri dan tunggal putra,” tuturnya menambahkan.

Ajang ini, juga menjadi reuni bagi pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya merupakan kampiun All England 2016, namun sejak awal 2018 keduanya berpisah.

Debby berpasangan dengan Ricky Karanda Suwardi, dan Praveen berduet bersama Melati Daeva Oktavianti. Namun, kedua duet tersebut tak bisa diturunkan pada ajang ini karena ranking mereka tidak cukup.

Itulah sebabnya Praveen/Debby kembali diduetkan. Susy pun berharap kembalinya duet Praveen/Debby akan memperkuat sektor ganda campuran, yang sebelumnya sudah memiliki pasangan tangguh, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

“Praveen/Debby akan berpasangan lagi di All England 2018, mereka kan pernah juara di sini. Kami berharap dapat format ganda campuran terbaik, supaya bisa bahu membahu dengan Tontowi/Liliyana,” jelas peraih medali emas tunggal putri Olimpiade 1992 tersebut.

Susy pun menegaskan bahwa ajang ini akan menjadi pantauan, untuk menentukan tim yang akan diturunkan pada ajang Piala Thomas, Uber dan Asian Games yang akan diselenggarakan pada tahun ini.

Editor: Haryo Jati Waseso

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut