Bos Ducati Akui Bagnaia Kena Mental usai Jatuh di MotoGP Mandalika 2025
LOMBOK, iNews.id – Manajer Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, mengakui Francesco Bagnaia tengah mengalami tekanan mental berat usai hasil buruk di MotoGP Mandalika 2025. Dia bahkan meminta agar publik dan media tidak mengganggu sang juara dunia itu sampai seri berikutnya di Australia.
Kekecewaan besar menyelimuti Bagnaia setelah gagal finis di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/10/2025). Dalam balapan utama, dia terjatuh setelah menempuh 20 lap dan tidak mampu melanjutkan lomba.
Hasil itu menjadi tamparan keras bagi Bagnaia, yang sebelumnya tampil luar biasa di MotoGP Jepang 2025 dengan menyapu bersih dua kemenangan di sprint dan race utama. Namun, di Mandalika, performanya justru anjlok drastis.
Sehari sebelum kecelakaan di race utama, Bagnaia bahkan harus puas finis di posisi ke-14 pada sprint race. Kondisi ini membuat akhir pekan di Indonesia menjadi salah satu yang paling mengecewakan dalam kariernya.
Tardozzi tak menutupi fakta bahwa pembalap andalannya sedang terpukul secara emosional. Ia menggambarkan bagaimana perubahan drastis performa dalam dua pekan terakhir memengaruhi kondisi mental Bagnaia.
“Kekecewaan ini sangat besar bagi Pecco. Dari akhir pekan yang dominan hingga akhir pekan seperti ini,” ujar Tardozzi, dikutip dari Motosan, Senin (6/10/2025).
Tardozzi menegaskan bahwa tim Ducati tetap memberikan kepercayaan penuh kepada Bagnaia. Dia memastikan bahwa sang pembalap tidak akan disalahkan, melainkan didukung agar segera bangkit.
“Kami percaya pada Pecco dan kami akan terus percaya padanya. Analisis yang harus dilakukan Gigi (Dall’Igna) dan para teknisi di Bologna sangat mendalam,” sambungnya.
Namun di balik kata-kata dukungan itu, Tardozzi juga mengakui kondisi mental Bagnaia sedang goyah. Menurutnya, sang juara dunia dua kali itu tengah “kena mental” usai kegagalan di Indonesia.
“Jelas dia sangat terpukul saat ini, bahkan lebih sebagai pribadi daripada sebagai pembalap. Kami ingin melindunginya dan emosinya,” ucapnya.
Tardozzi menambahkan bahwa Ducati memilih untuk memberi ruang pribadi bagi Bagnaia. Tim tidak ingin membebani atau menekan sang pembalap di masa sulit seperti ini.
“Jika dia sampai meneteskan air mata, situasinya tetap sama. Lebih baik membiarkannya sendiri agar dia bisa tampil di Phillip Island (Australia),” tukasnya.
Kata-kata Tardozzi mencerminkan kepedulian Ducati terhadap keseimbangan mental pembalapnya. Tekanan besar sebagai juara dunia memang membuat Bagnaia harus menghadapi ekspektasi tinggi di setiap seri. Namun, kegagalannya di Mandalika menjadi pengingat bahwa sisi emosional tetap memegang peranan besar dalam performa seorang pembalap top dunia.
Kini, Ducati dan para penggemar menanti kebangkitan Bagnaia di MotoGP Australia 2025 yang akan digelar di Sirkuit Phillip Island, Victoria, pada 17–19 Oktober 2025. Ajang itu bisa menjadi momentum pembuktian bagi Bagnaia untuk bangkit dari keterpurukan dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
Bagi Tardozzi, momen jatuh seperti di Mandalika justru menjadi ujian sejati bagi seorang juara. Dan untuk Bagnaia, kebangkitan dari kegagalan di Indonesia bisa menjadi titik balik menuju gelar dunia ketiganya.
Editor: Abdul Haris