Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemenpora Tinjau Pelatnas Biliar Indonesia, Target Emas SEA Games 2025 di Depan Mata
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Amel dan Anabel Atlet Biliar Kakak Beradik dari Pasuruan Menjaga Prestasi saat Pandemi 

Minggu, 25 April 2021 - 11:25:00 WIB
Cerita Amel dan Anabel Atlet Biliar Kakak Beradik dari Pasuruan Menjaga Prestasi saat Pandemi 
Emilia Putri Rahmanda dan Annabella Putri Yohana atlet biliar kakak beradik dari Pasuruan tetap menjaga pola latihan meski tengah menjalankan ibadah puasa. (foto: MNC Media)
Advertisement . Scroll to see content

PASURUAN, iNews.id- Emilia Putri Rahmanda dan Annabella Putri Yohana atlet biliar kakak beradik dari Pasuruan, Jawa Timur tetap menjaga pola latihan meski tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan. Amel dan Anabel tetap latihan dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan di tengah pendemi. 

Amel berusia 21 tahun dan Anabel 16 tahun. Meski masih muda, keduanya sudah mengoleksi banyak prestasi. Mereka pernah menjuarai sejumlah kompetisi di tingkat junior. Bahkan sang kakak, Amel  pernah merebut medali emas di Kejuaran Nasional pada tahun 2015.

Amel mengatakan akan terus berjuang mewujudkan impiannya menjadi atlet nasional dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat cabang olahraga biliar. Tak heran bila di tengah pandemi dan di bulan puasa ini, keduanya tetap rutin berlatih.

Memang tidak mudah berlatih  di antara kewajiban menjalankan puasa dan keharusan menjaga protokol kesehatan. Tapi nyatanya mereka tetap berlatih 5 hari seminggu kecuali Sabtu dan Minggu pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB dan selesai beribadah Taraweh pukul 20.00 sampai 22.00 WIB.

Satu tahun sejak Corona merebak mereka tidak lagi mengikuti turnamen. Praktis hampir tidak ada turnamen, selain mereka memang membatasi mobilitas. Namun keduanya tetap latihan dengan giat.

Mereka menceritakan betapa besar andil  orang tua khususnya almarhum ayah,  Johan Suhartono atas perjalanan prestasi mereka  di cabang biliar ini. Amel diperkenalkan pada biliar oleh almarhum ayahnya ketika masih berusia 9 tahun atau saat kelas 3 SD sedangkan Anabel dilatih biliar saat kelas 2 SD. Ayah mereka memiliki  usaha rumah biliar sehingga memudahkan mengenal dan menekuni permainan ini.

Amel tentu saja lebih dahulu  berkiprah dan terjun di berbagai kejuaraan.  Sang adik  Anabel mengaku semakin tertarik kepada biliar ketika melihat sang kakak mulai sering menjadi juara dan menerima hadiah.

Amel mengatakan sosok almarhum ayahnya sebagai orang yang sangat gigih membimbing mereka untuk menjadi pebiliar berprestasi. Amel mengatakan ayahnya meninggalkan pesan sebelum meninggal pada 2017.

“Ayah gak bisa ninggalin harta tapi ayah bisa ninggalin ilmu billiar ini buat masa depan kamu," kata Amel meniru ucapan sang ayah.

Dari sang ayah juga mereka menjadi percaya biliar dapat menjadi jalan mengejar prestasi dan kebanggaan juga jalan menuju masa depan. Ayah mereka bukan sekedar memberi petuah tetapi terjun melatih dan mendampingi kemanapun mereka mengikuti lomba.  

Salah satu perjalanan paling diingat dan mengesankan,  ketika Amel mengikuti Kajuaraan Nasional di Jakarta pada 2015. Berangkat dari Surabaya dengan kereta api kelas ekonomi, tidur di stasiun dan emperan stadion Gelora Bung Karno di Senayan.  Tetapi  berkat support total dari orang tua Amel berhasil menjadi juara.

“Di situ saya berangkat dengan mama dan ayah. Biaya full sendiri. Alhamdulillah dapat penginapan dan transportasi buat hotel ke tempat pertandingan. Kita berangkat dari rumah naik kereta ekonomi sampai Jakarta kita sampai jam 2 subuh. Di situ kita nunggu jam 5 harus tidur di stasiun Pasar Senen dan karena kita taunya check in hotel jam 12 kita menunggu di stadion Gelora Bung Karno tiduran di emperan lalu jam 11 berangkat menuju hotel . Di situ alhamdulillah mendapatkan 2 medali emas dan dapat peraih medali emas terbanyak nomer tiga," ujar Amel.

Anabel  mengatakan almarhum ayah mereka juga selalu berpesan agar mereka pantang menyerah.  Salah satu pesan yang selalu diingat Anabel, sang ayah mengayakan kalau tertinggal skor, tidak  boleh langsung menyerah karena itu belum kalah. 

“Waktu kejurnas pertama di Cikarang dengan ketinggalan skor 6 0 , lawan dapat nilai 6 dan sedangkan mencari 7 kemenangan dan saya balik dengan skor 7 6 di 8 besar, dan mendapatkan perak di Kejurnas 2017," kata Anabel.

Keduanya masih memiliki jalan karier yang panjang. Hal itu karena peran sang ibu, Mona Johan.

“Bisa sering bersama mereka  di saat berlatih dan bertanding di dalam dan luar kota, dan mereka adalah anak-anak penurut dan mudah dibimbing dan diarahkan yang baik.  Cita-cita kami , saya dan mendiang ayahnya, mereka bisa menjadi atlet Pelatnas.” Demikian ucap Mona Johan.

Amel dan Anabel menepis pandangan negatif sebagian orang terhadap biliar.  “Tidak sama sekali. Bersyukur saya kenal semua orang biliar yang baik dan tidak membawa pengaruh negatif ke saya. Semua memberi dukungan ke saya dan adek saya," kata Amel.

“Tidak semua nya negatif, tetapi bagaimana cara kita merubah itu menjadi hal positif,” ujar Anabel mendukung pernyataan kakaknya.

Editor: Ibnu Hariyanto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut