Cerita Eko Yuli Lawan Cedera di Olimpiade Paris 2024: Benar-Benar Terasa Nyeri!
JAKARTA, iNews.id – Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, menceritakan bagaimana beratnya perjuangan dirinya melawan cedera di Olimpiade Paris 2024.
Ya, lifter legendaris Indonesia itu datang ke Paris dengan kondisi yang tidak prima karena cedera paha kanan. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menghiraukan cedera tersebut, termasuk memaksakan diri untuk tampil. Tetapi ternyata cedera itu tak mampu diatasinya.
Tak seperti empat edisi Olimpiade sebelumnya, atlet berusia 35 tahun itu kini tak membawa pulang medali dari ajang empat tahunan tersebut.
Turun di kelas 61 kg putra, Eko Yuli tak mampu menyelesaikan pertandingannya dengan apik di Paris. Dia hanya berhasil melakukan angkatan snatch dengan berat 135 kg, sedangkan dalam angkatan clean and jerk, dia gagal dalam tiga kali percobaan.

Perjuangannya di Olimpiade 2024 pun berakhir miris karena dirinya meringis kesakitan ketika gagal melakukan angkatan cleand and jerk pada percobaan ketiganya. Bahkan dia harus dibantu oleh sang pelatih dan juga tim medis untuk berjalan keluar dari arena pertandingan.
Pria kelahiran Kota Metro, Lampung, itu pun mengaku tak bugar sepenuhnya di Olimpiade kali ini karena masalah medis pada paha kanannya itu.
“Terima kasih atas dukungan selama ini. Hasil dari Olimpiade Paris belum mendapatkan medali,” kata Eko dilansir dari laman resmi Kemenpora, Senin (12/8/2024).
“Saya dalam kondisi yang tidak prima. Cedera satu bulan sebelum pertandingan, paha kanan bermasalah,” ucapnya.
Peraih medali emas dalam tujuh edisi SEA Games itu menceritakan bagaimana dirinya berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan cederanya sebelum tampil dalam Olimpiade kelimanya itu.
Namun, pada akhirnya, dia mencoba untuk memaksakan tampil dengan bantuan semprotan pereda nyeri, tetapi ternyata cara tersebut juga tak mampu untuk menahan rasa sakit pada cederanya.
Pada angkatan snatch, atlet asal Kota Metro itu mencatatkan 135 kg setelah tiga kali percobaan. Dia sempat mengangkat 139 kg, tapi dianggap gagal oleh juri.
Kemudian pada angkatan clean and jerk, Eko Yuli tak berhasil dalam tiga kali percobaannya. Dua kali di angka 162 kg dan sekali di angka 165 kg. Cedera itu sangat dirasakan pada momen ini.
“Sudah pakai semprotan biar enggak berasa. Sudah dipaksakan juga, tapi tidak bisa. (Cedera) benar-benar terasa itu di clean and jerk sejak percobaan pertama, dari jongkok ke berdirinya itu masalah,” tutur atlet peraih empat medali Olimpiade itu.
Kendati demikian, Eko Yuli tetap mendapatkan apresiasi dan banyak pujian dari masyarakat Indonesia atas perjuangannya di Olimpiade 2024. Sebab, sebelumnya dia sudah mengoleksi dua medali perunggu dalam edisi Beijing 2008 dan London 2012 serta dua medali perak dalam edisi Rio 2016 dan Tokyo 2020.
Editor: Abdul Haris