Cerita Momota Kelelahan Lawan Ginting: Pontang-panting 1,5 Jam di Lapangan

GUANGZHOU, iNews.id- Tunggal putra Jepang, Kento Momota punya cerita mengesankan melawan jagoan Indonesia Anthony Ginting di tahun 2019. Dia bahkan sampai kelelahan melawan kecepatan Ginting.

Duel itu terjadi di Final BWF World Tour Finals 2019. Saat itu pertarungan berjalan sengit.

Baca Juga

Bojan Hodak Peringatkan Bobotoh: Jangan Korbankan Persib Bandung demi Kesenangan Pribadi

Ginting unggul lebih dulu di gim pertama dengan skor 21-17. Namun Momota yang sedang di top performanya bisa membalikan keadaan dengan memenangi dua gim berikutnya 21-17 dan 21-14.

Meski menang, Momota mengakui kehebatan Ginting. Sebab, duel partai final itu berlangsung selama hampir 1,5 jam.

Baca Juga

Anders Antonsen Puji Kemampuan Anthony Ginting: Dia Sangat Cepat

Momota menilai saat itu Ginting bermain jauh lebih baik. Ginting menampilkan suatu yang beda saat lawan Momota.

“Ginting terus dan terus menjadi lebih baik. Begitu pun dengan hari ini, dia bermain sangat baik sekali. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari dia,” kata Momota, mengutip dari laman resmi PBSI pada tahun 2019 lalu.

Baca Juga

Ranking BWF usai Badminton Asia Championships 2023: Ginting Tetap, Gregoria Masuk 10 Besar

"Dan saya sendiri tentunya harus siap untuk pertandingan selanjutnya, apalagi kalau harus bertemu Ginting lagi,” tuturnya.

Momota menyebut Ginting adalah salah satu lawan yang sering menyulitkan di turnamen besar. Setelah pertemuan itu duel Momota vs Ginting selalu di tunggu pecinta bulu tangkis.

Baca Juga

3 Jurus Anthony Ginting yang Bikin Jagoan Malaysia Lee Zii Jia Merana, Apa Saja?

Sayang, fans Momota dan Ginting harus menunggu 3 tahun untuk menyaksikan duel Momogi di turnamen. Setelah 2019 itu, Momota dan Ginting bertarung di Piala Thomas 2022 lalu.

Duel itu dimenangkan Ginting 21-3, 14-21 dan 21-12. Keduanya sudah bertarung sebanyak 14 kali, Momota unggul 9 kali.

Baca Juga

Terungkap, Ini Senjata Mematikan Anthony Ginting yang Bikin Lin Dan Mati Kutu

Editor: Ibnu Hariyanto