Dejan Ferdinansyah Curhat usai Dipasangkan dengan Bernadine Anindya
JAKARTA, iNews.id – Pebulu tangkis Indonesia, Dejan Ferdinansyah, curhat usai dipasangkan dengan pemain junior, Bernadine Anindya Wardana. Keduanya resmi menjadi pasangan baru ganda campuran Indonesia.
Dalam dunia bulu tangkis ganda campuran, chemistry dan pemahaman antar pasangan menjadi kunci utama keberhasilan. Dejan berbagi cerita menarik mengenai pengalamannya berpasangan dengan atlet dari berbagai generasi, yakni senior, seangkatan, hingga junior. Perjalanan ini tidak hanya membentuk teknik dan strategi, tetapi juga mengajarkan nilai kesabaran dan komunikasi.
Kini, Dejan tengah berduet dengan pemain junior yang berbeda usia enam tahun, Bernadine Anindya Wardana. Mereka siap menjalani debut di turnamen level bawah pada September 2025 sebagai langkah awal menjajaki panggung profesional bersama. Pasangan ini menarik perhatian karena melambangkan regenerasi dan sinergi antar generasi di tim bulu tangkis Indonesia.
Sebelum membentuk duet dengan Bernadine, Dejan sudah berpengalaman berpasangan dengan atlet senior, Gloria Emanuelle Widjaja, yang berusia enam tahun lebih tua, dan Siti Fadia Silva Ramadhanti yang merupakan teman seangkatan. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam mengenai dinamika berpasangan dalam berbagai konteks usia dan pengalaman.
“Bedanya mungkin apa ya kalau dulu waktu sama Kak Glo saya cuma harus fokus sama individu kayak gimana caranya aku ngejar Kak Glo. Gimana caranya level aku sama-sama Kak Glo. Jadi lebih fokus ke diri sendiri,” ungkap Dejan saat ditemui di pelatnas PBSI Cipayung, dikutip Kamis (17/7/2025).
Berbeda dengan pengalamannya berpasangan dengan junior, Dejan menyadari pentingnya kesabaran dan dukungan moral.
“Tapi kalau sekarang ini kan mungkin yang Kak Glo dulu rasain sih. Kayak lebih sabar, lebih kayak ngingetin, lebih kayak ayo menyemangati. Gitu-gitu sih. Itu pelajaran yang didapat dari partner yang junior,” tambahnya.
Dalam konteks berpasangan dengan teman seangkatan, seperti Siti Fadia, Dejan menilai fokus utama adalah keserasian pola permainan dan strategi.
“Kemarin sama Fadia kan cuma pola permainan aja. Karena Fadia juga pernah ada di level elite dunia juga jadi tahu seperti apa,” jelasnya. Kolaborasi ini menuntut keselarasan taktik dan gaya bermain yang seimbang.
Pengalaman sebagai junior di masa lalu membuat Dejan mampu merasakan tantangan yang sedang dihadapi Bernadine, yang baru lulus dari level junior tahun ini. Pemahaman ini menjadi modal penting dalam proses adaptasi mereka berdua di lapangan.
“Kalau Bedin – sapaan akrab Bernadine – kan baru beranjak juga. Sama posisinya seperti saya dulu. Jadi di posisi Bedin saya juga bisa ngerasain seperti apa. Jadi beda lah harus lebih sabar aja,” pungkas Dejan.
Kisah Dejan Ferdinansyah ini bukan hanya soal teknik dan pertandingan, tapi juga tentang mental, kesabaran, dan kematangan emosional yang dibutuhkan untuk membangun pasangan yang solid dalam bulu tangkis. Perjalanan dari junior ke senior dan sebaliknya memperkaya pengalaman serta kesiapan menghadapi berbagai tantangan di level internasional.
Editor: Abdul Haris