Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : iNews Tegaskan Berita Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong karena Alasan Pribadi Adalah Hoaks
Advertisement . Scroll to see content

Erick Thohir Ungkap Fakta di Balik Penolakan Atlet Israel: Bawa Senjata dan Pasukan Khusus

Jumat, 24 Oktober 2025 - 11:11:00 WIB
Erick Thohir Ungkap Fakta di Balik Penolakan Atlet Israel: Bawa Senjata dan Pasukan Khusus
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir. (Foto: Kemenpora)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Erick Thohir, akhirnya menjelaskan secara terbuka alasan pemerintah menolak kedatangan atlet senam Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Menurutnya, keputusan itu tidak bermotif politik atau diskriminasi, melainkan murni karena alasan keamanan yang serius.

Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 diselenggarakan di Indonesia Arena, Jakarta, pada 19–25 Oktober 2025. Namun, enam atlet asal Israel batal berpartisipasi setelah pemerintah Indonesia menolak pengajuan visa mereka. Penolakan tersebut memicu reaksi keras dari pihak Israel dan membuat mereka mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), yang pada akhirnya ditolak.

Sikap Indonesia kemudian mendapat perhatian dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Lembaga tertinggi olahraga dunia itu mengeluarkan empat keputusan yang berdampak langsung terhadap posisi Indonesia di kancah olahraga global, termasuk kemungkinan dicoretnya Indonesia dari daftar calon tuan rumah Olimpiade.

Namun, Erick Thohir menegaskan pemerintah Indonesia tidak gentar dengan keputusan tersebut. Dia menegaskan, Indonesia tetap aktif dan berkomitmen terhadap nilai-nilai olahraga internasional, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi nasional yang menyangkut keamanan negara.

“Sikap pemerintah terhadap Israel didasarkan pada kebijakan negara dan selaras dengan Undang-Undang Dasar 1945,” tegasnya.

Erick kemudian mengungkapkan kronologi awal ketika dirinya mengetahui akan ada penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Indonesia. 

“Nah, jadi waktu saya duduk, jadi menteri, ada beberapa isu. Salah satu ini yang saya kaget ‘loh ada gimnastik, kejuaraan dunia’. Terus saya kontak Persani ‘ini ada Israelnya gak?’ ‘ada’, ‘loh, kok pemerintah gak diinfo?’, ‘oh udah pak, tapi kan bapak bukan menterinya’,” ungkap Erick, dikutip dari rekaman suara di Youtube iNews. 

Menurutnya, situasi geopolitik global pada saat itu sedang tidak stabil. Karena itu, kedatangan kontingen Israel dianggap berpotensi menimbulkan risiko keamanan yang tinggi. 

“Saya bilang ‘kalau menurut saya kurang bijak, pada saat ini, karena situasinya, landscape-nya berbeda dengan sebelum-sebelumnya, dan saya worry (khawatir) security issue (isu keamanan)’,” lanjut Erick.

Erick bahkan mengungkap Israel sempat menyampaikan keinginan untuk membawa pengawalan bersenjata ke Indonesia. “Karena kan masih, waktu itu belum ada announcement (pengumuman) kesepakatan kan? Itu abis PBB kalau gak salah meeting-nya kan? Jadi saya bilang ‘walaupun saya orang olahraga, saya IOC member, saya resiko keamanan saya worry’,” tambahnya.

Erick kemudian meminta Persatuan Senam Indonesia (Persani) untuk menjembatani komunikasi dengan pihak Federasi Senam Israel. Namun, setelah mendengar kabar bahwa delegasi Israel ingin membawa pasukan khusus bersenjata, Erick mengambil sikap tegas untuk menolak. 

“Terus akhirnya mereka rapat si Persani dengan senam kalau gak salah, melontarkan isu, bahwa saya bilang saya tidak bermaksud mendiskriminasi,” kata Erick.

Dia menegaskan penolakan tersebut murni karena kekhawatiran akan keamanan nasional dan potensi perlakuan khusus yang bertentangan dengan prinsip kesetaraan antarnegara peserta. 

“Tetapi ketika permintaan si Israel bawa pistol, bawa ini keamanan khusus pada situasi seperti ini, saya bilang ‘saya melihat ya itu diskriminasi juga, dengan konteks seperti isu keamanan, konteks juga dinamic security yang berbeda, kan berarti spesial treatment, saya keberatan’,” tutupnya.

Meski keputusan tersebut menuai reaksi keras dari IOC, Erick menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mundur dari prinsipnya. Baginya, keselamatan masyarakat dan stabilitas nasional jauh lebih penting daripada tekanan politik olahraga internasional.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut