Flandy Limpele Hengkang dari Pelatnas untuk Gabung ke Bulu Tangkis Hong Kong, Begini Penjelasan PBSI
JAKARTA, iNews.id- Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) buka suara soal hengkangnya pelatih ganda campuran pelatnas pratama, Flandy Limpele. PBSI menjelaskan Flandy memang diplot untuk melatih tim pratama bukan ganda campuran utama Pelatnas
Flandy secara mengejutkan mundur dari jabatannya sebagai pelatih pelatnas pratama PBSI pada Selasa (28/2/2023). Dia pun memutuskan untuk menerima tawaran dari Hongkong yang menjadikannya kepala pelatih ganda mereka selama dua tahun ke depan.
Pelatih berusia 49 tahun itu mengatakan salah satu alasannya pergi dari Pelatnas PBSI adalah karena tawaran yang lebih baik yang diberikan oleh Hong Kong. Tawaran tersebut termasuk kontrak yang pasti dan juga progres karier, yang tidak didapatnya sejak melatih di Pelatnas Cipayung pada pertengahan 2022 lalu.
Ketua Harian PP PBSI, Alex Tirta menjelaskan banyak pernyataan Flandy terkait kepergiannya yang perlu diklarifikasi. Salah satunya mengenai promosi jabatan sebagai kepala pelatih ganda campuran pelatnas utama untuk menggantikan, Nova Widianto.
"Pertama-tama, saya menghormati keputusan coach Flandy yang memilih meninggalkan Pelatnas Cipayung untuk melatih ke negara lain," kata Alex Tirta dikutip dari rilis PBSI, Rabu (1/3/2023).
"Sebab, sesuai komitmen awal saat coach Flandy datang bergabung ke Pelatnas Cipayung pada awal tahun 2022, dia memang bersedia diberi tanggung jawab sebagai pelatih pelatnas pratama," tambahnya.
"Bahkan dari awal, tidak pernah ada pembicaraan atau janji PBSI akan menarik dia sebagai kepala pelatih pelatnas utama. Dia mungkin lupa, coach Flandy sendiri juga sudah berkomitmen dan bersedia untuk melatih pemain-pemain muda di pelatnas pratama," tuturnya.
Lebih lanjut, Alex Tirta mengungkapkan bahwa Flandy juga belum membuktikan hasil kerjanya dari prestasi yang ditorehkan oleh para anak buahnya di kelas pratama. Alhasil, PBSI enggan untuk memberikannya promosi sebagai pelatih kepala ganda campuran kelas utama, yang kosong sejak ditinggal Nova Widianto ke Malaysia pada awal Januari lalu.
"Pasalnya, dia juga belum membuktikan hasil polesannya. Belum ada prestasi besar yang bisa dibanggakan untuk diberi kepercayaan sebagai pelatih kepala pelatnas utama," jelasnya.
Kemudian, Alex Tirta juga menegaskan bahwa PBSI sudah berkomitmen untuk menaikkan pendapatan semua pelatih yang tergabung di pelatnas mulai 2023 ini. Jadi, kritik soal kesejahteraan pelatih pelatnas yang diberikan oleh Flandy tidak benar.
"Jadi tidak benar kalau PBSI disebut tidak berkomitmen untuk menaikkan pendapatan pelatih. Semua pelatih penghasilannya bertambah di tahun 2023 ini," ujar Alex Tirta.
Berkaca dari peristiwa ini, menurut Alex Tirta, terlihat coach Flandy sebenarnya takut menghadapi tantangan. Sesuai komitmen awal, dia seharusnya berani melewati tantangan berat untuk tiga atau empat tahun ke depan dengan tetap sebagai pelatih ganda campuran pratama.
"Dia sepertinya takut dan tidak berani menerima tantangan membina pemain-pemain muda sektor ganda campuran di pelatnas pratama yang tantangannya jauh lebih berat dibanding melatih pemain yang sudah jadi," ucapnya.
Meskipun menghormati keputusan coach Flandy, Alex Tirta tetap menyesalkan keputusan yang dinilainya kurang elegan ini.
"Soal keputusannya tiba-tiba melatih ke negara lain, rasanya itu juga kurang fair. Dia tidak pernah memberitahukan ke PBSI pada bulan-bulan sebelumnya. Tahu-tahu dengan diam-diam dia menerima pinangan negara lain dan kemudian baru mengirim surat pengunduran diri," pungkasnya.
Editor: Ibnu Hariyanto