Hadapi Tiga Balapan Terakhir di MotoGP, Valentino Rossi Disebut Dalam Tekanan

RAVENNA, iNews.id - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi menatap tiga balapan terakhirnya di MotoGP. Eks pembalap, Marco Melandri pun meyakini sekarang sang legenda hidup itu sedang di bawah tekanan.

Sebagaimana diketahui, Valentino Rossi sudah menyatakan akan pensiun di akhir musim MotoGP 2021. Rossi menyampaikan hal tersebut sebelum balapan di seri MotoGP Austria pada Agustus lalu.

Baca Juga

Bikin Borneo FC Telan Kekalahan Perdana di Super League 2025-2026, Johnny Jansen Puji Penampilan Bali United

Namun, baru-baru ini Rossi mengaku jika perpisahan dengan MotoGP tidak akan mudah. Dengan hanya menyisakan tiga balapan di akhir musim 2021, The Doctor -julukannya- justru menyatakan belum siap berpisah dengan ajang balapan motor paling bergengsi tersebut.

Melandri menganggap hal tersebut dialami Rossi karena memberikan tekanan pada diri sendiri. Meski begitu, Melandri yakin kompatriotnya akan merasa lega begitu balapan terakhir di MotoGP Valencia usai.

Baca Juga

Francesco Bagnaia Hattrick Pole Position, Begini Respons Valentino Rossi

“Begitu mengumumkan pensiun, beban di pundak bagai terlepas. Hal itu mengubah banyak hal. Banyak adrenalin dan tekanan yang datang dari diri sendiri. seiring balapan terakhir mendekat, perasaan itu akan makin membesar,” kata Melandri dikutip Tutto Motori, Kamis (14/10/2021).

Baca Juga

Keluhkan Sirkuit MotoGP AS 2021, Valentino Rossi: Pembalap Suka, tapi

“Di satu sisi, dia akan merasa sedih karena berhenti melakukan sesuatu yang dilalui sepanjang karier. Apalagi dapat tampil dengan begitu baik, seperti yang dilakukan Valentino. Dia akan merasakan tekanan lebih besar. Di sisi lain, beban akan terlepas karena sadar sudah tidak berada di tempat yang tepat,” ujarnya.

Meski memutuskan pensiun, Rossi akan dikenang sebagai salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Prestasi dan persona Rossi turut menaikkan popularitas MotoGP di dunia. Pembalap asal Italia itu telah menjadi ikon MotoGP dalam dua dekade terakhir.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya