Kehilangan Kemenangan di Depan Mata, Valtteri Bottas Kecewa
SHANGHAI, iNews.id - Pembalap tim Formula One (F1) Mercedes-AMG Valtteri Bottas terlihat sangat kecewa usai menempati podium kedua di Grand Prix (GP) China, Minggu (15/4/2018). Dia merasa pembalap Red Bull Racing Daniel Ricciardo telah merenggut kemenangan darinya.
Memulai balapan dari posisi ketiga, Bottas sukses mendahului duo Ferrari di lintasan. Sayangnya, dia harus disalip oleh Ricciardo di 10 putaran terakhir, dengan kondisi ban Mercedes sudah mulai aus.
“Sangat mengecewakan. Rasanya bukan seperti meraih podium, tetapi kehilangan kemenangan. Kami sudah mengerahkan segalanya, dan layak memperoleh tempat teratas,” kata Bottas kepada laman resmi F1.
Pembalap berpaspor Finlandia itu mengakui kekalahannya disebabkan Safety Car yang memasuki lintasan di putaran ke-31 saat dua mobil Toro Rosso yang bertabrakan. Dia tidak dapat merespon langkah Red Bull yang mengganti ban selama Safety Car di depannya.
“Kami kalah saat Safety Car. Saat Safety Car masuk, saya sudah melewati pintu pit, jadi sedikit tidak beruntung karena mobil di belakang dapat bereaksi. Tak ada pilihan lain,” ujar pembalap berusia 28 tahun itu.
Setelah Safety Car menyingkir, mantan pembalap tim Williams itu tidak dapat berbuat apapun kecuali mempertahankan tempat runner-up. Ban mobilnya nyaris habis, sampai pembalap Ferrari Kimi Raikkonen pun hampir mendahuluinya juga.
“Balapan saya berjalan lancar dan meyakinkan sampai mereka mengganti ban saat Safety Car, dan kami dalam bahaya ketika Daniel mendahului. Kimi bahkan nyaris menyusul menjelang balapan usai. Mereka mendapat ban baru, sedangkan saya harus bertahan dengan ban lama sampai 40 putaran dan melambat di akhir,” ucap pembalap berjuluk The Flying Finn itu.
Raihannya pada GP China ini seakan mengulangi prestasi yang sama di balapan sebelumnya, GP Bahrain, Minggu (8/4/2018). Saat itu dia juga mengakhiri lomba di posisi kedua di belakang Sebastian Vettel.
“Hampir memenangi dua balapan terakhir sangat tidak mengenakkan, tetapi kondisi itu membuat kami semakin lapar. Jarak antara kami, Red Bull dan Ferrari sangat ketat, jadi perbaikan wajib dilakukan sepanjang musim,” tuturnya.
Editor: Haryo Jati Waseso