Kisah Ariyanto, Supir yang Kakinya Diamputasi Kini Bela Indonesia di Asian Paragames 2023
SOLO, iNews.id – Kisah Ariyanto menarik untuk dibahas. Atlet disabilitas Timnas lawn balls Indonesia ini dulunya merupakan seorang supir dan kini dia bakal mewakili Tim Merah-Putih di pentas Asian Paragames 2023 di Hangzhou, China, pada Oktober mendatang.
Ariyanto saat ini tengah mengikuti pemusatan latihan cabang olahraga lawn balls di Solo, Jawa Tengah. Dia bergabung dengan rekan-rekannya di pelatnas untuk mempersiapkan diri tampil di Asian Paragames 2023.
Meski harus meninggalkan keluarganya di Jepara, Jawa Tengah, pria berusia 45 tahun ini sangat bersemangat mengikuti pemusatan latihannya. Dia bertekad untuk mempersembahkan prestasi terbaik untuk Indonesia.
Sebelum menjadi atlet, Ariyanto merupakan seorang sopir. Tapi nahas, pada 2011 silam, dia mengalami kecelakaan tragis. Insiden tersebut pun membuat Ariyanto kehilangan kedua kakinya karena harus diamputasi.
Setelah itu, selama empat tahun Ariyanto hanya berada di rumah tanpa melakukan kegiatan apa pun hingga sempat kehilangan kepercayaan diri. Namun, dia akhirnya bangkit. Dia mencoba peruntungan sebagai pengukir kerajinan kayu Jepara dan menjadi pengrajin sandal limbah plastik.
Kemudian, di tengah jalan, Ariyanto dirangkul oleh komunitas disabilitas di Jepara. Lalu, dia mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan olahraga lawn balls. Namun, dia mengakui cukup kesulitan untuk memainkan olahraga lawn balls.
Meski demikian, seiring berjalannya waktu, lewat pelatihan yang diikutinya, Ariyanto semakin mahir. Kini, dia mendapat kesempatan untuk membela Indonesia di Asian Paragames 2018.
“Oh awalnya memang sulit pak, itu kayak lemparan, power, cari sudutnya, itu masih berantakan gitu. Tapi kan terus dari pelatih dibimbing, dikasih teori, praktek, teori, praktek, dikasih masukan, lama-lama jadi bisa,” kata Ariyanto dikutip dari Youtube iNews TV, Senin (11/9/2023).
Lawn balls adalah olahraga melempar bola sejauh hingga 40 meter ke arah bola poin. Olahraga ini mirip dengan bowling, tetapi atlet melempar bola yang disebut ‘wood’, yang memiliki bias atau berat sebelah sehingga bisa menggelinding dengan arah melengkung.
Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan