Kisah Inspiratif Ni'Matul Fauziyah, Atlet Lawn Bowls Indonesia di Asian Para Games 2022
SOLO, iNews.id - Atlet muda Indonesia cabang olahraga (cabor) Lawn Bowls, Ni'Matul Fauziyah, begitu bersemangat mengikuti pelatnas di Kota Solo. Persiapan ini dilakukan untuk menghadapi Asian Para Games 2022
Atlet disabilitas tuna netra ini tengah mengikuti Pelatnas di Kota Solo. Bersama 12 atlet lainnya yang berjuang di cabor yang sama, Ni'matul tengah bersiap menghadapi Asian Para Games 2022 di Hangzhou, China.
Dari 12 atlet Lawn Bowls, Indonesia menerjunkan atlet dengan klasifikasi B1, B2, B3, B6 dan B8. Cabor Lawn Bowls adalah salah satu olahraga yang memerlukan akurasi ketepatan.
Ni'matul terus mengalami perkembangan pesat di cabor lawn bowls, meski sekarang tidak bisa melihat sama sekali. Uniknya, perempuan berusia 25 tahun itu mengandalkan perasaannya hingga meraih berbagai titel juara.
Di dalam kontingen Indonesia cabor lawn bowls, Ni'matul adalah atlet yang paling muda. Perempuan asal Temanggung, Jawa Tengah, itu lahir dari pasangan Selamat Mulyanto dan Karyati. Awalnya, dia terlahir dengan penglihatan normal.
Gangguan penglihatan mulai dirasakan pada kelas enam SD hingga harus menggunakan kacamata. Namun, kemampuan penglihatannya menurun dengan cepat saat memasuki SMP hingga mengalami buta total akibat penyakit glukoma.
Awalnya, Ni'matul terjun di cabor atletik lari dan lompat pada 2013 karena saat itu masih pelajar. Dia pernah meraih emas untuk kejuaraan tingkat nasional. Namun, Ni'matul beralih ke cabor lawn bowls pada 2018 dan hingga kini terus ditekuninya.
Meski sudah mahir dalam olahraga ini, dia merasa sangat sulit saat pertama kali beralih dari atletik ke lawn bowls. Apalagi, Ni'Matul menderita kebutaan total di mana atlet lawn bowls sejatinya dinilai dari akurasi.
Dari normal hingga kehilangan penglihatan langsung, tentu sangat memukul Ni'Matul. Beruntung, dukungan dari kedua orangtua dan adiknya membantu menumbuhkan kepercayaan diri hingga bisa bangkit serta menjadi atlet.
Berbagai prestasi pernah diraih, antara lain medali perak di Asian Para Games 2018, lalu dua emas di Championship Single Event di Malaysia. Di tingkat dunia, dia meraih dua medali emas di Thailand pada kelas single dan double mix putra-putri.
Ni'matul berharap penyandang disabilitas seperti dirinya tidak usah berkecil hari dan tetap bersemangat. Sebab, disabilitas bukan akhir dari hidup dan tetap mempunyai kesempatan untuk berkontribusi bagi bangsa ini.
Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan