Kisah Marcus Gideon, Sang Maestro Akhiri Karier Tanpa Medali Olimpiade dan Kejuaraan Dunia
JAKARTA, iNews.id- Marcus Fernaldi Gideon telah mengakhiri kariernya sebagai atlet bulu tangkis. Dia adalah salah satu ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Dia menyatakan pensiun tepat di hari ulang tahunnya pada hari ini (9/3/2024). Hal itu diungkapkan di akun instagramnya.
"Terima kasih Tuhan selama 33 tahun ini. Pada hari ini tepat di usia saya 33 tahun saya memutuskan untuk berhenti dari karier profesional badminton," ucap Marcus dalam akun Instagram-nya.
Selama berkarier sebagai pebulu tangkis, Marcus Gideon mendulang banyak prestasi. Prestasi terbanyak didapat Marcus saat ia berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo sejak 2015.
Berbagai gelar Superseries hingga BWF World Tour mampu mereka dapatkan dan begitu mendominasi. Bahkan mereka sukses menempati peringkat 1 dunia ganda putra selama hampir lima tahun.
Namun, di balik berbagai gelar tersebut, Marcus Gideon harus merelakan titel bergengsi seperti Olimpiade dan Juara Dunia. Pada dua ajang tersebut, Marcus belum bisa membawa satu medali pun.
Pada ajang Olimpiade, Marcus hanya tampil satu kali bersama Kevin di Tokyo 2020. Meski berstatus sebagai unggulan pertama, sayangnya mereka harus terhenti di babak perempatfinal.
Serupa dengan Olimpiade, ajang Kejuaraan Dunia juga belum berpihak kepada Marcus. Gideon Baik ketika berpasangan dengan Markis Kido atau pun Kevin, Sinyo -sapaan akrab Marcus- nihil medali di Kejuaraan Dunia.
Tercatat, Marcus sudah tampil di Kejuaraan Dunia selama lima kali. Empat kali bersama Kevin dan satu kali dengan Kido. Sayangnya prestasi paling tinggi hanya hingga di perempatfinal.
Bersama Kido, Marcus tampil pada 2014 dengan terhenti di babak 16 besar. Bersama Kevin, ia mentas pada tahun 2017 (perempat final), 2018 (perempat final), 2019 (32 besar), 2022 (16 besar).
Meski begitu, Marcus tetap bersyukur dengan pencapaiannya. Tanpa medali Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, pemain berusia 33 tahun mengakhiri karier dengan rasa puas.
"Dalam hidup ini tidak yang saya sesali. Apa yang sudah saya raih sekarang ini bahkan sudah melebihi apa yang saya impikan. Saya dulu pernah berkata kepada istri saya saat kami masih pacaran 'saya ingin jadi world no.1' karena pada saat itu tampaknya menjadi ranking 1 adalah sesuatu yang sulit sekali untuk digapai, tapi Tuhan memberi lebih dari yang saya bayangkan," tulis Marcus.
"Oleh sebab itu, saya menutup karier saya dalam dunia badminton dengan hati yang puas dan rasa bersyukur. Tidak lupa saya juga berterima kasih untuk para supporter yang telah mendukung saya selama ini. God bless," tutup pernyataan Marcus.
Tahun 2011
Singapore International (Juara)
Tahun 2012
Iran Fajr International (Juara)
Tahun 2013
Prancis Open (Juara)
Tahun 2016
Malaysia Masters (Juara)
India Open (Juara)
Australia Open (Juara)
China Open (Juara)
Tahun 2017
China Open (Juara)
Hong Kong Open (Juara)
World Superseries Finals (Juara)
All England Open (Juara)
Tahun 2018
Indonesia Masters (Juara)
India Open (Juara)
All England Open (Juara)
Indonesia Open (Juara)
Asian Games (Juara)
Japan Open (Juara)
Denmark Open (Juara)
China Open (Juara)
Hong Kong Open (Juara)
Tahun 2019
Malaysia Masters (Juara)
Indonesia Masters (Juara)
Indonesia Open (Juara)
Japan Open (Juara)
China Open (Juara)
Denmark Open (Juara)
French Open (Juara)
China Open (Juara)
Tahun 2020
Indonesia Masters (Juara)
Tahun 2021
Indonesia Masters (Juara)
Hylo Open (Juara)
Indonesia Open (Juara)
Turnamen Beregu
Tahun 2018
E-Plus Badminton Asia Team Championship (Emas)
Asian Games (Perak)
Tahun 2020
Badminton Asia Team Championship (Emas)
Tahun 2021
Piala Thomas (Emas)
Editor: Ibnu Hariyanto