Kisah Persahabatan Peraih Emas Olimpiade Greysia Polii dengan Ganda Putri Korea : Berawal dari Pesan Menyentuh
JAKARTA, iNews.id - Ganda putri Indonesia Greysia Polii punya sahabat dekat selain rekannya Apriyani Rahayu. Dia adalah ganda putri Korea Selatan, Chang Ye Na.
Greysia dan Ye Na memang rival di atas lapangan. Namun mereka sangat dekat ketika tak sedang beraksi.
Kisah persahabatan mereka dimulai pada 2016. Greysia mengucapkan sebuah pesan yang bikin hati Ye Na tersentuh.
"Awal dekat itu sejak Badminton Asia Championships 2016. Saat itu Greysia dan Nitya (Krishinda Maheswari) melawan pasangan Jepang (Naoko Fukuman/Kurumi Yonao). Kalau Greysia/Nitya menang, saya dan Lee So Hee dapat tiket ke Olimpiade Rio 2016, tapi ternyata mereka kalah, pupus sudah harapan saya ke Olimpiade," kata Ye Na dikutip dari Badmintonindonesia.org, Jumat (13/8/2021).
"Setelah pertandingan itu, Greysia mengirim pesan ke saya, menanyakan bagaimana peluang saya ke olimpiade. Mungkin dia tidak tahu poin saya kurang atau apa. Tapi Greysia bilang kepada saya semua ini belum berakhir. Jangan menyerah, mari kita berdoa bersama, saya akan berdoa untukmu. Pesan ini sangat mengejutkan saya, menyentuh hati saya. Saya pikir, saya tidak dekat dengan dia, dia bukan pemain senegara dengan saya, kenapa dia begitu empati kepada saya?" ujarnya.
Si cantik berusia 31 tahun itu juga menjelaskan perbedaan bahasa sempat menjadi penghambat komunikasi dirinya dengan Greysia.
"Dulu saya kalau chat dengan dia, pasti pakai aplikasi translator. Lalu Greysia mendorong saya untuk belajar bahasa Inggris. Sekarang saya sudah bisa berbahasa Inggris kalau ngobrol sama dia, nggak perlu pakai translator lagi. Greysia pun sudah lancar berbahasa Korea, kata teman-teman di tim saya, bahasa Korea dia sangat lancar," kata Ye Na.
"Iya saya sudah lumayan bisa bahasa Korea, termasuk membaca huruf hangeul. Saya mengerti mereka bicara apa, tapi saya belum bisa berbicara lancar dalam bahasa Korea," Greysia menambahkan.
Banyak hal yang sudah mereka diskusikan, termasuk hal-hal di lapangan. Namun Ye Na dan Greysia tetap tak saling membocorkan strategi masing-masing. Keduanya tetap profesional.
"Saya tahu kelebihan dan kekurangan Greysia, tapi saya tidak pernah mengatakannya ke dia, karena itu kan strategi, ha ha ha," kata Ye Na.
"Kalau lagi di turnamen sih enggak ya, karena kan fokus dan tensinya tinggi. Paling kalaupun ngobrol soal pertandingan itu saat akhir tahun, misalnya kami lagi libur. Baru diomongin, bukan dengan nada men-judge, lebih ke memberi tips yang sifatnya umum. Kalau strategi, itu kan rahasia dapur masing-masing, kami tahu batasannya sejauh mana," ujar Greysia.
Kedekatan mereka membuat satu sama lain sempat aneh ketika harus bertanding di lapangan. Namun seiring berjalannya waktu, Greysia dan Ye Na mulai terbiasa.
"Awalnya saya sempat merasa aneh, canggung, tapi setelah itu, saya mulai terbiasa dan bersikap profesional. Teman di luar lapangan, di lapangan tetap jadi lawan," tutur Ye Na.
"Kalau ketemu dia, tetap ingin menang, apalagi kalau sebelumnya kalah, ya mau balas. Teman sih teman, di lapangan ya di lapangan, beda lagi ceritanya. Saya rasa ini hal yang wajar, dia pun pasti seperti itu, harus profesional," ucapnya.
Kini Greysia dan Ye Na sudah saling mengenal keluarga masing-masing. Bahkan mereka pernah tidur bersama saat ada kejuaraan di Korea Selatan.
"Iya, kami sudah kenal dengan keluarga masing-masing. Waktu tanding di Korea, saya masih tanding dan Greysia sudah tidak bertanding. Dia pergi sendirian ke rumah mama saya dan tidur di kamar saya. Hal ini tidak aneh buat kami, tapi teman-teman saya kaget, ternyata kami sedekat itu, ha ha ha," ujar Ye Na.
"Tadi awalnya saya juga minta dia ke rumah mama saya selama Indonesia Masters, tapi tim Korea itu jadwalnya ketat sekali, jadi dia nggak sempat main ke rumah mama saya, ha ha ha," kata Greysia.
Ye Na bersyukur bisa berteman dengan Greysia sampai saat ini. Bagi dirinya ada satu hal istimewa dari sosok pebulu tangkis peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.
"Dia adalah teman baik. Dari dulu saya selalu berdoa supaya punya teman sesama pemain badminton dan seagama. Karena saya bisa bertukar pikiran soal agama. Ternyata doa saya terkabul, kadang tidak mudah untuk bicara dengan orang lain karena mereka tidak mengalami apa yang kami (pemain badminton) alami. Sedangkan bersama dia, saya bicara soal apa pun, dari badminton hingga hal yang lain," tutur Ye Na.
Namun persahabatan mereka tak berjalan mulus-mulus saja. Keduanya juga kerap bersilisih lantaran perbedaan karakter yang mencolok.
"Greysia adalah teman yang sangat baik. Tapi kepribadian kami sangat berbeda jauh. Saya lebih konservatif dan cenderung pendiam, saya lebih banyak observasi dulu. Sebaliknya, dia sangat BOOM, BOOM, BOOM!!" kata Ye Na.
"Kalau ketemu, dari baru datang saja sudah ramai: HEEEEIIIIIIYYY, HEELLOOOOOW, ha ha ha. Perbedaan ini masih butuh penyesuaian dan kadang sulit buat kami berdua, jadi bikin berantem. Ibaratnya Greysia itu api, saya air, dia selalu on fire," ucapnya.
Terakhir Greysia dan Ye Na membocorkan sampai saat ini masih memiliki cita-cita yang belum terwujud. Mereka ingin liburan ke Negeri Paman Sam.
"Suatu saat nanti kalau sudah pensiun main bulutangkis, kami ingin liburan ke Amerika Serikat," kata Ye Na
"Yaaa, kami ingin sekali mengunjungi Amerika Serikat, mudah-mudahan nanti terwujud. Kalau sudah pensiun dan tidak ketemu lagi di turnamen, dia akan main ke Jakarta dan saya ke Seoul. Kalau tidak, kami akan liburan bersama," Greysia menambahkan.
Editor: Reynaldi Hermawan