KOI Bongkar Fakta Soal Intimidasi Atlet Kickboxing di SEA Games 2025
JAKARTA, iNews.id – Polemik terkait dugaan intimidasi terhadap atlet kickboxing Indonesia, Andi Mesyara Jerni Maswara, di SEA Games 2025 akhirnya dijawab tuntas oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari, menegaskan tudingan intimidasi sama sekali tidak benar dan mengungkap fakta sebenarnya di balik kontroversi yang ramai diperbincangkan publik.
Kasus ini muncul bersamaan dengan insiden yang menimpa Rosi Nurasjati, manajer tim kickboxing Indonesia, yang dikabarkan dideportasi oleh Konfederasi Kickboxing Asia (WAKO Asia).
Belakangan, viral isu bahwa Andi Jerni menerima intimidasi dari dua anggota Komite Eksekutif KOI, salah satunya Krisna Bayu, saat hendak naik podium setelah meraih medali perunggu di nomor tatami/poin fighting putri kelas -50 kg.
Namun Okto dengan tegas membantah tudingan tersebut. Menurutnya, Krisna Bayu justru berjuang agar sang atlet dapat haknya berdiri di podium dan menerima medali.
"Saya harus garis bawahi, bahwa tidak ada intimidasi," tegas Okto dalam konferensi pers di Kantor KOI, Senayan, Rabu (24/12).
"Yang ada adalah KOI oleh KE Krisna Bayu itu berjuang agar si atlet tetap dapat haknya dan dapat martabatnya yaitu berdiri di podium dan dikalungkan medali yang dia dapatkan," tambahnya.
Okto menjelaskan bahwa seluruh tindakan KOI dilakukan dengan koordinasi penuh bersama federasi internasional WAKO Asia dan Kickboxing Indonesia, memastikan keputusan yang diambil sesuai aturan.
"Pada dasarnya sudah dikomunikasikan waktu saya dengar kejadian itu. Saya langsung tanya sama yang paling berkompetensi, siapa? Ya ketua kickboxing Indonesia dan dijelaskan bahwa apa yang dilakukan saudara Bayu Itu telah berkoordinasi dengan PB Kickboxing Indonesia," jelasnya.
Poin penting yang diungkap Okto adalah unggahan Andi Jerni di media sosial melanggar regulasi WAKO Asia. Jika tidak ditangani, atlet tersebut seharusnya tidak menerima medali. Namun, Krisna Bayu berperan sebagai mediator sehingga medali bisa diberikan kepada Andi Jerni.
"Harusnya atlet ini tidak dikasih medali. Akhirnya medali itu berkat diplomasi saudara Bayu akhirnya bisa diberikan. Karena atletnya masang media sosial yang dianggap itu tidak berkenan di aturan dari WAKO Asia dan aturan itu ada," jelas Okto.
Selain itu, Okto mengimbau seluruh pihak untuk memahami aturan kompetisi internasional agar kejadian serupa tidak terulang. Ia juga menegaskan kesiapan KOI untuk memberikan penjelasan lebih rinci jika dibutuhkan.
"Saya imbau kepada atlet tersebut kalau masih kurang berkenan, silakan datang ke NOC Indonesia dan kami siap untuk menjelaskannya secara terperinci agar kejadian ini tak terulang kembali," ucap Okto.
Editor: Reynaldi Hermawan