LONDON, iNews.id- Legenda balap motor Keith Huewen menilai karier Marc Marquez bisa saja berakhir karena cedera masalah pengelihatan ganda atau diplopia. Sebab, menurutnya cedera mata lebih bahaya dari cedera patah tulang.
Marquez mengabarkan mengalami diplopia setelah kecelakaan brutal saat sesi pemanasan di MotoGP Indonesia. Selain itu, dia didiagnosis gegar otak.
Penyebab Pertandingan Timnas Indonesia di FIFA Matchday November 2025 Tidak Dihitung Ranking FIFA
Terhitung diplopia Marquez sudah kambung tiga kali. Ini masalah yang sama ketika dia turun dari sepeda motor selama beberapa bulan pada akhir tahun lalu.
Huewen menganggap tak seperti patah tulang yang bisa dipulihkan secara total, cedera mata lebih sulit sembuh. Bukan tidak mungkin suatu saat ini bisa kambuh lagi.
Repsol Honda Pantau 4 Rider Calon Pengganti Marquez, Baby Alien Bakal Pensiun Dini?
"Cedera ini tidak seperti patah tulang yang bisa diperbaiki 'secara mekanis'. Cedera mata bagi saya, sepenuhnya non-medis, sedikit seperti cedera otak. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat Anda lakukan apa-apa. Ini adalah apa adanya dan Anda harus mengatasi apa pun kondisinya,” kata mantan juara GP Inggris itu dikutip laman Crash, Selasa (29/3/2022).
Marquez Alami Diplopia usai Kecelakaan Horor di MotoGP Mandalika, Begini Kondisinya Kini
"Setiap kali dia jatuh dan setiap kali dia pulih dari ini sekarang dia akan secara tidak sadar (menyimpan) trauma dari semua yang biasa dia lakukan secara alami. Ini akan memiliki efek majemuk pada kinerja dan kesejahteraan mentalnya,” tuturnya.
Huewen berpikir Marquez akan sulit berada di performa yang terbaiknya dengan trauma tersebut. Ini bisa saja berefek bagi sang juara enam kali itu untuk menyelesaikan karirnya lebih cepat.
Jokowi Ternyata Jagokan Marc Marquez di MotoGP Mandalika, Lalu Ganti ke Fabio Quartararo
“Sayangnya, bagi saya sepertinya, karena cedera, Marc Marquez mendekati akhir karir yang sepertinya memiliki cara yang adil untuk berlari. Kami tahu gayanya adalah menyelamatkan yang tidak dapat diselamatkan dan yang tidak dia lakukan. bisa berubah menjadi crash yang cukup besar,” katanya.
Editor: Ibnu Hariyanto
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku