Marc Marquez Dapat Kursi Emas di Ducati, Keputusan Kontroversial Gigi Dall’Igna Dipuji Setinggi Langit
ARAGON, iNews.id - Keputusan kontroversial Gigi Dall’Igna merekrut Marc Marquez ke tim pabrikan Ducati Lenovo kini terbukti brilian. Langkah berani tersebut mendapat pujian langsung dari pengamat MotoGP senior, Carlo Pernat, yang sebelumnya sempat mengkritik kebijakan ini.
Promosi Marquez dari Gresini Racing ke skuad utama Ducati sempat memicu polemik tajam. Pasalnya, Ducati memilih mencoret tiga nama besar yakni Jorge Martin, Enea Bastianini, dan Marco Bezzecchi, tiga pembalap yang saat itu dianggap calon masa depan MotoGP.
Namun, Baby Alien membungkam kritik dengan performa ganas. Hingga seri ke-9 musim MotoGP 2025, pembalap asal Spanyol itu sudah mengoleksi empat kemenangan di balapan utama. Terbaru, dia tampil luar biasa dengan memenangi MotoGP Aragon 2025.
Pernat pun tak bisa lagi membantah kualitas dan dampak keputusan Dall’Igna yang menuai hasil nyata.
“Satu hal harus diakui: keputusan Dall’Igna sangat tepat! Dia sempat dikritik, bahkan oleh saya sendiri karena memilih Marc Marquez dan melepas pembalap-pembalap seperti Bezzecchi, Bastianini, dan Martin ke tim lain,” ujar Pernat, dikutip dari Motosan, Kamis (12/6/2025).
Pernat menggarisbawahi kejeniusan Dall’Igna dalam melihat potensi berdasarkan data dan kualitas.
“Tapi Gigi (Dall’Igna) bukan sekadar teknisi, dia melihat lebih dari itu. Dia membuat keputusan berdasarkan meritokrasi dan data yang konkret; keputusannya jelas sangat positif. Kita semua sempat ragu, tapi pada akhirnya, seperti biasa, dia menang,” sambungnya.
Ducati memang tampil luar biasa sepanjang musim ini. Dalam klasemen sementara MotoGP 2025, lima dari enam besar dikuasai oleh pembalap Ducati, sebuah dominasi mutlak di era modern.
“Dominasi Ducati: ada lima Ducati di enam posisi teratas dan enam dari sepuluh besar. Kita kembali ke era lama; jelas bahwa kemajuan, bahkan dengan adanya konsesi untuk Yamaha dan Honda, mulai membuahkan hasil,” lanjut Pernat.
Meski rival seperti Yamaha dan Honda mulai bergerak, Ducati tetap sulit dikejar.
“Mereka sudah berinvestasi besar, baik dalam hal material maupun SDM. Yamaha bahkan merekrut Massimo Bartolini, mantan teknisi Ducati, dan staf-staf hebat lainnya. Tapi mengejar Ducati bukan hal mudah,” ucapnya.
Editor: Reynaldi Hermawan