Max Verstappen Geram Ditagih Rp15 Miliar untuk Perpanjang SIM F1
MONAKO, iNews.id - Pembalap tim Red Bull Racing, Max Verstappen, mengeluhkan biaya pembaruan Super Licence atau SIM untuk berkompetisi di F1. Pasalnya, tiap pembalap ditagih jumlah yang berbeda-beda, sesuai dengan performa musim sebelumnya.
Verstappen menghadapi F1 2023 sebagai juara dunia bertahan. Musim lalu dia mendapatkan 454 poin serta 15 kemenangan dan 17 podium. Kemudian rekan satu timnya, Sergio Perez menempati posisi ketiga dengan 305 poin
Dengan keberhasilan itu, tentunya Verstappen sangat senang. Hanya saja, terdapat sisi negatif dari keberhasilan tersebut. Yakni biaya perpanjangan Super Licence yang tinggi.
Ya, setiap tahunnya Super Licence wajib diperpanjang. Untuk melakukannya sendiri tidak murah, karena harus membayar. Biasa dasar perpanjangannya sendiri sebesar 10.400 euro atau sekitar Rp169 juta.
Dari situ, besaran biaya bagi tiap pembalap menjadi berbeda. Karena tiap poin yang didapatkan selama musim sebelumnya, akan dikalikan 2.100 euro atau sekitar Rp34 juta.
Dengan begitu, maka Verstappen harus membayar 963.800 euro atau Rp15 miliar. Verstappen sendiri mengaku jika angka tersebut sangat besar dan tidak seharusnya ditagihkan.
“Saya pikir jumlah yang harus dibayarkan itu sungguh konyol. Saya merasa tidak tepat jika kami harus membayar banyak. Hal itu tidak perlu dilakukan oleh olahraga lainnya,” kata Verstappen dikutip Racing News 365, Minggu (19/2/2023).
Sementara rekan satu timnya, Perez, harus membayar angka lebih kecil, sebesar 650.900 euro atau Rp10,5 miliar. Kemudian runner up klasemen Charles Leclerc, hanya perlu membayar 657.200 euro atau sekitar Rp10,6 miliar.
Walau demikian, Verstappen diketahui tidak perlu membayar dari kantongnya sendiri. Karena pihak Red Bull yang membayar biaya perpanjangan untuknya, dan sudah masuk di dalam kontrak.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya