Mike Tyson Tolak Rp362,5 Miliar, Trilogi Vs Evander Holyfield Terancam Batal

LAS VEGAS, iNews.id - Impian Evander Holyfield untuk menjalani duel trilogi melawan Mike Tyson terancam buyar. Paslanya, Tyson kabarnya menolak tawaran yang diberikan kepadanya.

Seperti dikabarkan The Sun, Selasa (23/3/2021), Tyson menolak untuk menerima jaminan 25 juta dolar AS (Rp362,5 miliar) untuk menggelar pertarungan di Stadion Hard Rock.

Baca Juga

Live Malam Hari! Ini Jadwal Persib Bandung vs Bangkok United di AFC Champions League 2 2025-2026 di Vision+

Berita itu kabarnya membuat kubu Holyfield kecewa berat. Pasalnya, dia sudah menantikan pertarungan melawan rival abadinya yang pernah dia hadapi terakhir kali pada 1997 lalu.

Manajer Holyfield, Kris Lawrence sempat yakin penawaran itu bakal diterima Tyson. Dia tak menyangka jika penawaran mereka bakal ditolak.

Baca Juga

Pegolf Tiger Woods Kecelakaan, Mike Tyson Kirim Doa

“Kami berpikir kesepakatan sudah selesai. Tetapi, semua menjadi berantakan ketika pihak Tyson menolak. Kami bernegosiasi dengan itikad baik. Namun, tampaknya kami hanya membuang waktu,” kata Lawrence.

Baca Juga

Ulama Ini yang Tuntun Mike Tyson Mengenal Islam

Upaya Holyfield agar bisa kembali tidak main-main. Dia telah membagikan foto dan video di akun media sosialnya yang menunjukkan rutinitas latihan yang melelahkan dan fisiknya yang mengesankan di usia 58 tahun.

Holyfield diperkirakan bakal menjadi lawan tangguh bagi Mike Tyson dalam comeback-nya pada usia 54. Jika terwujud, laga itu akan melengkapi trilogi dengan Holyfield yang unggul 2-0 melawan si Leher Beton.

Baca Juga

Sosok Ulama di Balik Keputusan Besar Mike Tyson menjadi Malik Abdul Aziz

Duel Tyson melawan Holyfield memang begitu diingat para pecinta tinju. Pertarungan dua petinju kelas berat itu sebelumnya berlangsung pada 1996 dan 1997.

Pada duel pertama Holyfield berhasil memenangkan pertandingan lewat TKO di ronde ke-11. Kemudian pada laga kedua sebuah kontroversi terjadi. Tyson didiskualifikasi lantaran menggigit kuping sang lawan.

Editor: Abdul Haris