Momen Conor McGregor saat Kalah Dijadikan Action Figure, Harganya Tak Sampai Jutaan Rupiah
LAS VEGAS, iNews.id – Kekalahan Conor McGregor atas Dustin Poirier menjadi ladang uang bagi promotor tarung bebas kelas dunia, UFC. Kocaknya, UFC sengaja merilis action figure McGregor dengan pose berbaring yang diduga untuk menyindir sang petarung.
Conor McGregor memang menjadi bulan-bulanan ketika melawan Dustin Poirier pada bulan Juli 2021 lalu. Dia diberi hantaman bertubi-tubi hingga jatuh tersungkur di dekat pojok ring.
Itu merupakan kekalahan KO pertama The Notorious –julukan McGregor- sepanjang kariernya. Sebelumnya, petarung asal Irlandia itu sempat menelan kekalahan atas Nate Diaz dan Khabib Nurmagomedov.
Pada pertemuan ketiga mereka itu, petarung berusia 33 tahun tersebut justru terlihat salah melangkah. Hal itu menyebabkan kakinya patah, sehingga dokter memutuskan untuk menghentikan laga. Momen itu banyak dibahas publik dunia.
Pihak promotor tampaknya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dari sorotan yang masih ditujukan ke atlet mereka. UFC mulai menjual mainan McGregor yang sedang berbaring dan seolah mengantuk. Adapun sebutan "sleepy McGregor" atau "McGregor mengantuk" memang menggema seusai pertarungan tersebut.
Dilansir dari Independent, Jumat (10/9/2021), mainan tersebut tersedia di situs web perusahaan MMA. Mereka mengiklankan mainan 'The Notorious' dalam berbagai pose. Sebagian besar posenya tampak cukup menyeramkan. Akan tetapi, pose McGregor tidur yang menimbulkan kontroversi di kalangan penggemar.
Bagaimanapun, strategi marketing ini tampaknya berhasil menarik perhatian orang untuk mengoleksinya. Mainan tersebut dijual cukup murah, yakni seharga 30 poundsterling (Rp600 ribu).
“Kokies by Bait membayangkan kembali petarung Irlandia yang selalu ikonik, Conor McGregor, yang berubah menjadi variasi mainan dengan senyum menyeringai khasnya,” demikian deskripsi figur vinyl yang menjadi headline.
Penggemar bahkan dapat membeli mainan versi emas dengan tambahan lima poundsterling (Rp100 ribu). Mainan unik ini jelas akan menjadi buruan utama publik dan menghasilkan keuntungan finansial yang cukup besar bagi promotor tersebut.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya