Nyaris Jadi Rekan Setim Valentino Rossi, Casey Stoner: Dihalangi Orang Yamaha

SOUTHPORT, iNews.id – Juara MotoGP 2007, Casey Stoner, membuat pernyataan mengejutkan. Pria asal Australia itu mengatakan bahwa dirinya dua kali nyaris menjadi rekan setim Valentino Rossi di Yamaha.

Sebagaimana diketahui, Stoner adalah satu-satunya pembalap yang menjuarai MotoGP dengan Ducati pada 2007 lalu. Kemudian, gelar juara dunia keduanya didapat pada 2011 bersama Repsol Honda.

Baca Juga

Respons Bojan Hodak soal Rumor 2 Pemain Indonesia Akan Tinggalkan Persib Bandung pada Januari 2026

Sementara The Doctor –julukan Rossi, memenangkan tiga gelar kelas utama pertamanya bersama Honda. Lalu, empat gelar berikutnya dikoleksi saat dia berseragam Yamaha, termasuk dua gelar di mana Stoner menjadi saingannya.

Meski telah menjadi juara dunia, Stoner sangat ingin berada dalam satu tim dengan sang legenda MotoGP. Sebab, dia mau belajar banyak dari Rossi yang memiliki segudang pengalaman di dunia balap kuda besi.

Baca Juga

Valentino Rossi Bakal Kembali Membalap di Gulf 12 Hours 2022

Tak disangka-sangka, pria yang kini berusia 36 tahun itu sempat mempunyai kesempatan itu. Namun ternyata, ada seseorang di Yamaha yang tidak ingin hal itu terjadi.

Baca Juga

Sukses di MotoGP, Valentino Rossi Berterima Kasih pada Para Rivalnya

“Saya sangat ingin memiliki motor yang sama dengan pembalap seperti Rossi. Tentu saja untuk dapat belajar darinya,” kata Stoner dilansir dari Speedcafe, Sabtu (11/12/2021).

“Lalu saya mencoba menjadi rekan setim Valentino, pada dua kesempatan, tapi seseorang di Yamaha menghalangi. Saya pikir Anda tahu siapa itu,”  pungkasnya.

Baca Juga

Bukan Valentino Rossi, Ini Pembalap yang Paling Dihormati Casey Stoner

Setelah itu, Stoner tidak menyebut nama dari sosok yang dimaksudnya dan dia pun tidak mengetahui mengapa orang itu menghalanginya untuk bergabung dengan Yamaha. Padahal, jika hal itu terwujud, tim pabrikan asal Jepang itu akan memiliki dua pembalap kuat yang sama-sama pernah menjadi juara dunia. Sungguh sangat disayangkan, ya.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya