Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PBSI Tarik Gregoria Mariska dari Australia Open 2025, Ini Penyebab Utamanya
Advertisement . Scroll to see content

Pengakuan Mengejutkan Rinov Rivaldy usai Gugur di Indonesia Open 2025

Selasa, 03 Juni 2025 - 16:30:00 WIB
Pengakuan Mengejutkan Rinov Rivaldy usai Gugur di Indonesia Open 2025
Ganda Campuran Indonesia, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. (Foto: PBSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Rinov Rivaldy, memberi pengakuan mengejutkan usai gugur di Indonesia Open 2025. Bersama rekannya, Pitha Haningtyas Mentari, Rinov harus mengakui keunggulan pasangan asal Singapura, Hee Yong Kai Terry/Jin Yu Jia, dalam pertandingan tiga gim yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta.

Dalam pertandingan tersebut, Rinov/Pitha sejatinya sempat menguasai gim pertama dengan skor telak 21-9. Namun, performa mereka menurun di gim kedua dan ketiga hingga akhirnya menyerah dengan skor 17-21 dan 19-21. 

Hasil ini membuat pasangan Indonesia itu kembali terhenti di babak awal, setelah sebelumnya juga tersingkir di 32 besar Singapore Open 2025.

Usai laga, wajah kecewa terpancar jelas dari keduanya saat berbicara dengan awak media. Dalam sesi wawancara tersebut, Rinov menyampaikan pengakuan mengejutkan. Ia mengakui dirinya merasa tidak lagi mengalami perkembangan dalam karier bulu tangkisnya. Lebih dari itu, ia merasa sudah mentok dan kehilangan arah untuk bisa tampil lebih baik.

"Seperti biasa kami melakukan kesalahan. Bisa dikatakan memang bukan kehendak takdir kita di badminton, mungkin ini jalannya yang terbaik," ujar Rinov. Ia menambahkan, "Mungkin bisa dilihat dengan secara mata orang. Mungkin saya juga sudah tidak bisa, tidak bisa berkembang lagi. Ini memang sudah mentok lah. Sudah seperti ini."

Pengakuan tersebut mencerminkan kondisi psikologis Rinov yang tampaknya sedang berada dalam titik jenuh. Ketika ditanya apakah ia benar-benar merasa lelah dengan bulu tangkis, Rinov menjawab dengan jujur. 

"Saya rasa mungkin iya (saya jenuh dengan bulu tangkis)," tegasnya. Ia juga mengutarakan perasaannya yang belum mampu memberikan kontribusi maksimal bagi PBSI meskipun telah mendapatkan banyak dukungan.

Dalam pernyataan lanjutannya, Rinov menunjukkan introspeksi mendalam terhadap perannya sebagai atlet pelatnas. 

"Sebenarnya hasilnya memang banyak kurang baik. Saya juga sudah lama di PBSI, dan sebenarnya rasa tanggung jawab saya kepada PBSI itu masih belum ada. Dalam arti, PBSI sudah memberi saya beasiswa lebih, tapi saya memberikan benefit untuk PBSI itu apa? Itu yang rasa tanggung jawab saya," ungkapnya.

Soal kelanjutan kariernya bersama Pitha, Rinov mengatakan belum ada keputusan pasti. Mereka berencana untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak pelatih dan pengurus PBSI. Diskusi ini penting untuk menentukan langkah terbaik, apakah akan tetap di pelatnas atau mengambil jalur independen ke depannya.

"Kami belum tahu ya. Mungkin, kita harus diskusikan sama pengurus PBSI," kata Rinov saat ditanya terkait kemungkinan masa depannya di pelatnas. Ia juga menekankan bahwa baik di dalam maupun di luar pelatnas, tantangan tetap ada. 

"Sebenarnya, mau di luar atau mau di dalam (PBSI) itu sama-sama. Yang penting, yang terlebih lagi, orangnya sih. Maksudnya, tidak ada bedanya di dalam dan di luar," tutupnya.

Situasi yang dialami Rinov Rivaldy menjadi refleksi penting bagi dunia bulu tangkis nasional. Tekanan mental, kejenuhan, dan beban ekspektasi bisa berdampak besar terhadap performa atlet. Diperlukan pendekatan menyeluruh, tidak hanya dari sisi teknis, tapi juga mental dan emosional, untuk membantu para atlet bertahan dan berkembang di level tertinggi.

Editor: Abdul Haris

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut