Profil Biodata Nigel Mansell, Juara F1 yang Pernah Dorong Mobilnya hingga Garis Finis
JAKARTA, iNews.id - Profil biodata Nigel Mansell menarik untuk dibahas. Dia merupakan pembalap Formula 1 (F1) yang pernah mendorong mobilnya hingga garis finis.
Nigel Masell adalah pembalap F1 asal Inggris yang menjadi juara dunia pada 1992. Saat itu dia mengendarai mobil tim Williams Racing.
Prestasi Nigel Mansell tak cuma juara F1. Tercatat dia juga pernah menjuarai CART IndyCar World Series (Champ Car) ketika melakukan debutnya di ajang tersebut pada 1993. Hingga saat ini, pria 68 tahun itu masih memegang rekor sebagai satu-satunya pembalap dalam sejarah Champ Car (CART) yang mampu meraih juara dunia di musim perdananya.
Lebih dari itu, Mansel tercatat sejarah sebagai satu-satunya pembalap yang menjadi juara dunia Formula 1 dan Champ Car dalam dua tahun beruntun. Total karier Mansel di F1 adalah 15 musim. Beberapa tim yang pernah dibelanya antara lain adalah Lotus, Williams, Ferrari, dan McLaren.
Mansell menjadi salah satu pembalap F1 tersukses di Britania Raya. Dia mengoleksi total 59 kali podium dan 39 di antaranya adalah kemenangan. Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, berikut ini adalah profil biodata Nigell Mansell beserta perjalanan karier dan prestasinya.
Nama lengkap: Nigel Ernest James Mansell
Nama Panggilan: Nigel Mansell
Tempat lahir: Upton-upon-Severn, Worcestershire, Inggris
Tanggal Lahir: 8 August 1953
Usia: 68 tahun
Tahun Aktif: 1980–1992, 1994–1995
Juara Dunia F1: 1992
Karena harus memakai biaya sendiri agar bisa balapan, Mansell memulai kariernya di ajang karting pada usia yang terbilang sudah dewasa untuk ukuran pembalap gokart, yaitu 15 tahun.
Setelah sukses di ajang gokart, Mansell lalu pindah ke ajang Formula Ford dan pada tahun 1976 dan berhasil memenangkan 6 dari 9 balapan di ajang tersebut. Dia juga berhasil membawa harum nama negaranya setelah menjadi juara Formula Ford Internasional tahun 1977. Dia sempat mengalami cedera leher parah setelah kecelakaan. Sempat divonis tidak bisa balapan lagi, Mansell bersikeras untuk melakukan apa saja agar bisa kembali ke F3 termasuk menjual barang-barang pribadinya sebagai modal.
Karena dekat dengan Colin Chapman yang tak lain adalah bos Lotus, Mansell ditunjuk sebagai pembalap uji coba di tim Lotus untuk kompetisi F1. Dia berhasil membuat Chapman terkesan dengan catatan waktu tercepat di Silverstone awal 1979. Lotus lalu memberinya kesempatan kepadanya untuk turun sebagai pembalap utama di pertengahan musim 1980.
Dalam debutnya di F1 Grand Prix Austria 1980, dia kebocoran bahan bakar di kokpit dan membuatnya mengalami luka bakar tingkat pertama dan kedua di bagian bokongnya.
Di balapan selanjutnya, Mansell gagal finis dan kemudian setelah gagal kualifikasi di Italia. Chapman meminta Mansell untuk menyerahkan mobilnya pada Mario Andretti sampai akhir musim.
Namun, Mansel akhirnya berhasil bertahan selama 4 tahun bersama tim Lotus. Dari 59 balapan, dia berhasil finis 24 kali. Hasil terbaiknya adalah di musim 1981 ketika dia podium ketiga saat GP Belgia.
Pada tahun 1984, Mansell berhasil finis di Top 10 klasemen akhir. Sebelumnya di Monak Mansell mengejutkan banyak pihak setelah menyalip Alain Prost dalam lomba yang basah. Sayangnya, dia gagal finis lantaran menyenggol tembok pembatas dan kembali mengalami kecelakaan.
Di pertengahan musim, manajer tim yakni Peter Warr mengumumkan bahwa dia akan mengontrak bintang muda Ayrton Senna untuk musim 1985 dan tak memperpanjang Mansell. Hal itu membuatnya langsung pindah haluan setelah mendapatkan tawaran untuk bermain di tim Williams di musim 1985.
Saat bersama Lotus, salah satu yang dikenang dari mansel adalah saat aksinya mendorong mobil sampai garis finis di Dallas. Balapan di Dallas saat itu menjadi balapan terpanas dengan suhu mencapai 40 derajat celcius. Mansell saat itu langsung pingsan setelah berhasil mendorong mobilnya sampai garis finis demi mengamankan P6 lomba.
Starting from his first F1 pole, Nigel Mansell (Lotus-Renault-95T) led the first 35 laps. Tyre issues dropped the Lotus to 5th & the gearbox packed up on the last lap. Mansell attempted to push his car over the line, passing out in the heat.
— 1980s F1 ???? (@F1_1980_1989) July 8, 2021
Dallas GP, Fair Park, 8 July 1984. pic.twitter.com/CUyAjr6J4a
Bersama tim Williams, Mansell didapuk dengan Keke Rosberg yang menjadi rekan setimnya. Mansell tiba-tiba berkembang menjadi pemenang yang produktif, dimulai dengan Grand Prix Eropa 1985 di Brands Hatch, di mana dia menangis di podium. Dalam rentang waktu 18 bulan dia memenangkan 11 balapan, namun kalah di dua Kejuaraan Dunia.
Pada tahun 1986, ban mobilnya pecah di Adelaide dan menghancurkannya di saat-saat terakhir. Pada tahun 1987, dia mengalami kecelakaan kualifikasi serius di Suzuka yang melukai punggungnya lagi dan membuatnya gegar otak tulang belakang dan menyerahkan gelar kepada rekan setimnya dari Williams-Honda, Nelson Piquet.
Pertengahan 1988, Mansell dihubungi langsung oleh Enzo Ferrari seputar kontrak pembalap untuk musim 1989. Mansell lalu menjadi pembalap terakhir yang dikontrak langsung oleh Enzo Ferrari di Maranello sebelum 'The Old Man meninggal dunia pada Agustus 1988.
Di musim perdananya bersama Ferrari pada tahun 1989, Mansell berhasil finis di posisi 4 klasemen akhir. Musim berikutnya, dia turun di posisi kelima klasemen.
Namun, performanya memuncak di musim 1991 ketika dia kembali bersama Williams-Renault. Dia berhasil mendapatkan 9 podium dan 5 kali menang dalam 16 pertandingan. Capaian tersebut membuatnya menjadi runner up di bawah Ayrton Senna.
Seolah tak mau menyerah, Mansell memperbaiki performanya di musim berikutnya. Hasilnya, dia berhasil melakoni 16 pertandingan, 12 podium dengan 9 kemenangan. Hasil tersebut membawa namanya menjadi juara dunia F1 1992.
Karena ada masalah internal dalam tim, Mansell memutuskan pergi dan absen dari F1 1993. Dia memutuskan mengikuti balap IndyCar di Amerika, di mana dia langsung mendominasi dan bahkan menjadi juara IndyCar 1993.
Pada tahun 1994, Williams membujuknya kembali untuk melakoni empat balapan terakhir. Yang terakhir di Australia, dia memenangkan lomba dengan cara yang menakjubkan dari posisi terdepan. Tahun berikutnya yakni pada 1995, dia sempat balapan dua kali untuk McLaren. Namun, dia memutuskan untuk berhenti karena mobil tidak sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Ternyata, itu sekaligus menjadi balapan terakhirnya di F1.
Setelah 187 balapan yang sulit dalam 15 musim yang penuh gejolak, Nigel Mansell yang berusia 41 tahun meninggalkan balapan Formula Satu untuk selamanya.
Itulah profil biodata Nigel Mansell. Bakat membalapnya kini menitis ke anaknya Greg Mansell yang memacu kecepatan dengan mobil dan sepeda balap.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya